Guru Profesional adalah Impian
Menjadi guru adalah pilihan dari hati sejak saya lulus SMA.
Tapi entah kenapa saya lebih tertarik kuliah non keguruan waktu itu. Ada deh
alasan khusus nanti di kesempatan berbeda bisa menjadi bahan tulisan lagi.
Karena kali ini saya akan mengulas betapa besar manfaat dari Internet Provider IndiHome
dari Telkom Indonesia yang super duper berperan besar buat saya hingga saat
ini.
Saat diterima sebagai guru di lembaga swasta Kota Bengkulu
waktu itu, saya ingat betul tahun 2010 bagaimana rasanya menjadi guru tanpa
title sarjana keguruan alias non pendidikan. Kok bisa? Kan swasta ada kebijakan
khusus ya dari lembaga. Beruntungnya saya lagi adalah banyak waktu dan
kesempatan untuk mengikuti berbagai diklat keguruan dan up grading yang
diadakan sekolah maupun yayasan.
Kesempatan ini memberi peluang bagi saya untuk mengembangkan
diri mengasah pedagogik dan professional tentunya. Berawal dari sini saya
banyak berselancar di dunia maya. Jaringan Internet Provider IndiHome Telkom
Indonesia menjadi penghubung saya dengan berbagai aktifitas yang berkualitas di
bidang pendidikan.
Menekuni Dunia Tulis
Menulis
Pada tahun 2012 saya mulai bermedia sosial di berbagai
platform. Saya memutuskan untuk ambil bagian di ranah digital. Sebelumnya saya
ga ada satupun media sosial. Beneran waktu itu ga kepikiran buat apa begitu
media sosial. Nah mulai dari facebook, saya mengukir debut keseriusan dengan
mengikuti event menulis yang berlatar belakang wisata Bengkulu. Kebayang kan
ribetnya nulis di inbox facebook pada saat itu. Mulai dari mengenal fitur dari
facebook, menyisipkan link tautan dan revisi bertubi-tubi hingga endingnya
alhamdulillah tulisan saya diterima penyelenggara.
Buku ini nantinya akan menjadi cikal bakal saya bisa menulis lebih dari 30an buku antologi hingga solo. Membuat buku solo ternyata butuh perjuangan keras dan komitmen yang sekuat baja. Hingga hari ini masih bisa survive untuk menulis bagi saya adalah anugrah yang indah dari Yang Maha Kuasa.
Beban menjadi Peluang
Pada mulanya gelar Sarjana Sains yang melekat di nama saya
menjadi sebuah kebanggaan dalam diri. Tapi saya saat berhadapan dengan rekan
sejawat lainnya timbul rasa tidak percaya diri. Apalagi kucing ini sempat
"tebal" mendengar cuitan halus disana-sini.
Beban ini saya tepis dengan komitmen membaca buku yang tidak
ada waktu khusus karena ga moody's. Akhirnya ya kembali ke ranah telekomunikasi
dengan jaringan tanpa batas. Saya menjadi sangat beruntung bisa bermain dengan
skala prioritas.
Dari internet koneksi stabil IndiHome saya tidak mengalami
kesulitan dalam berselancar ria mengakses informasi lebih dalam. Lalu pada
suatu hari bulat tekad saya adalah sekolah lagi dengan mengambil Sarjana
Keguruan S1 di UT. Tapi peluang ini tidak berjalan mulus kawan. Saya tidak
diizinkan tapi jika saya melanjutkan gelar S2 maka diperbolehkan. Merinding
disko!!!
Gelar Master
Pendidikan
Sebagian menganggap sekolah lagi hanya akan menghabiskan
uang saja. Toh buktinya saya juga bukan apa-apa hingga saat ini. Guru biasa
yang pergi pagi pulang sore di mata netizen ya. Bagi saya selentingan itu ga
masuk dalam kamus nilai dari kata "Perjuangan". Maaf cara pandang
kita beda, titik!.
Alhamdulillah selesai hingga S2 tidak membuat saya berpuas
diri dalam berkiprah di dunia pendidikan. Inovasi tanpa batas saya temukan
dimana mata ini memandang. Dimana jari ini piawai dengan lentik dan gemulainya
mengakses informasi yang saya butuhkan dan satu hal lainnya adalah kolaborasi
tanpa henti.
Daring Cisco Weebex
Saya kemudian mengalokasikan waktu khusus untuk menambah
kemampuan profesional dengan mendaftarkan diri pada salah satu lembaga Webinar SEAMEO
dan Seamolec VCT batch 5 Bengkulu.
Kala itu banyak skill yang diasah. Kemampuan dasar seperti
ini menurut saya perlu untuk dikembangkan. Belajar bersama adalah media yang
tidak dapat dipungkiri berdampak besar dalam proses pengembangan diri.
Menjadi host dalam pertemuan daring, memoderatiri acara,
termasuk mengolah presensi kehadiran peserta serta skil rekam kegiatan
sekaligus notulensi sangat dibutuhkan apalagi dalam acara daring seperti ini.
Keselarasan internet yang terkoneksi prima sangat membantu dalam proses hingga
sesi berakhir. Koneksi prima dari internetnya Indonesia yakni IndiHome menjadi
pilihan utama dalam ranah berkomunikasi dan bersosial media.
Apa Kabar NUPTK
Apa kabar karena jarang dijenguk ya hehe. Jadi karena sudah
kadung terlanjur "Sakit Hati" jadi ga pernah lagi dijenguk-jenguk
padahal ini adalah ibaratnya SIM bagi pengendara motor. Sejak nama saya
terdaftar di dapodik hingga akhir 2022 saya tidak pernah melihat pengajuan
NUPTK lagi.
Bukan cuma sekedar tapi, karena saya menuntut jalur yang
tepat. Bisa saja mungkin saya ambil jalur cepat tapi kakak kelas saya bilang
"Kamu ikuti prosesnya, tiba saatnya jika sudah waktunya pasti menjadi
milik kita" benar saja saya tidak menggubris pengajuan yang ternyata sejak
2018 ditolak dengan catatan.
Saya memenuhi persyaratan yang diajukan system pada saat
saya mulai "bangkit" karena melihat "hilal" yang
mencerahkan beberapa waktu kedepan.
Pendidikan Guru
Penggerak
Sejak awal saya memang menyukai tantangan. Rasa puas setelah
melewati rintangan dan memenangkan rasa penasaran dalam berkompetisi. Tiba
gilirannya adalah program dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi (Kemendikbudristek) RI yang digawangi mas Menteri menggaungkan
Merdeka Belajar. Banyak peluang bagi guru-guru untuk meningkatkan kemampuan
profesional dan pegagogik yang dimiliki agar tidak ketinggalan oleh zaman
sebuah canggih saat ini.
Saya kemudian "mengincar" peluang tanpa ada
iming-iming tertentu atau tekanan dari atasan dan lain sebagainya. Saya murni
mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5 karena ingin belajar.
Bukan sebentar saya menunggu hadirnya kesempatan ini. Sudah berapa periode yang
terlewati hingga masa pademipun sirna menjadi endemi.
Maka saat tiba pendaftaran dan Kota Bengkulu mendapatkan
kesempatan bagi insan pendidikan untuk mendaftar saya mencoba peruntungan pada
Angkatan 5 Pendidikan Guru Penggerak.
Singkat cerita saya akhirnya melewati masa sulit seleksi
mulai dari seleksi essai, mengajar di depan 2 asesor, wawancara dengan standar
8 kompetensi guru penggerak di hadapan 2 asesor dari Indonesia bagian Timur
waktu itu. Hingga saya dinyatakan berhak mengikuti Pendidikan Guru Penggerak
dan 31 Januari 2023 saya mendapatkan Sertifikat Guru Penggerak. Alhamdulillah
Panggilan PPG Jalur
Guru Penggerak
Hampir berderai air mata kebahagiaan saya waktu mendengar
kabar yang sejak lama ini selalu membuat tidur tidak nyenyak. Apakah itu? Iya
benar seorang guru penting memiliki sertifikat pendidik yang menyatakan bahwa
guru tersebut adalah profesional di bidangnya.
Selama ini saya banyak mengalami salah persepsi dari sekian
kali usaha preetest. Berawal dari titel saya yang S1 adalah Fisika saya
kemudian memahat bahwa saya harus putar otak untuk menyelaraskan linearitasnya
dengan bidang studi yang diambil.
Akhirnya saya kembali pada tahap mata menahan kantuk dan
jantung berdegup berharap-harap cemas. Pengajuan awal disetujui berkas verval
juga telah diverifikasi. Berselang beberapa waktunya kembali ada notifikasi
saya berhak mengikuti preetest PPG.
Persiapan demi persiapan dilakukan, mulai dari buka-buka
buku dan tidak lupa memanfaatkan layanan teknologi informasi dengan jaringan
kenceng Indihome Internet Indonesia Provider IndiHome Telkom Indonesia paling
oke. Menjadikan semua akses menuju kesana terpenuhi dengan baik.
Sampai akhirnya saya dinyatakan menjadi calon mahasiswa PPG
Dalam Jabatan Angkatan 1 Tahun 2023 UNS. Saya melengkapi semua berkas pelaporan
diri dan akhirnya saya resmi dinyatakan sebagai mahasiswa setelah orientasi
Mahasiswa PPG Dalam Jabatan Angkatan 1 Tahun 2023 bersama setidaknya 900
mahasiswa lainnya se-Indonesia.
Perjalanan ini masih panjang, masih banyak yang harus saya
lewati. Saya berharap doa dan dukungannya dari semua pihak. Keluarga besarku,
lembaga tempat saya bernaung dan semua yang terlibat dalam perjalanan panjang
ini, Keluarga Besar UNS serta jaringan kuat dari Internet Indonesia Provider
IndiHome Telkom Indonesia semoga semakin jaya. Aamiin
Kayaknya promosi Indihome ini😄
ReplyDeleteBarakallah fiik👍
MasyaAllah... Barakallah... Semoga bermanfaat bagi umat. Aamiin
ReplyDeleteaku komen dg cerita sendiri gpp ya. gak sengaja ternyata aku sering blg gini ke anak, baik2 sama guru, mrk itu capek. di rmh repot, di sekolah repot. gaji gak seberapa. trus anakku tau2 blg, pengen jd guru, tp mungkin ummi gak boleh. knp? aku tanya dong. dia jawab, sbb kata ummi guru gajinya kecil. padahal poinku gak itu, huhuu.
ReplyDeleteJadi guru fisika ya? Meskipun bukan dari kampus keguruan setidaknya ilmunya kepake untuk ngajar fisika di sekolah..
ReplyDeleteSelamat ya sudah menjadi guru profesional. Apa kabar NUPTK itu pernah aku alami banget menjadi guru dan sayang banget sih sekarang sertifikat sertifikasi Guruku tidak digunakan
ReplyDeleteSeru mas kisahnya, saya sekarang juga sedang pengajuan NUPTK… banyak sekali rintangan dan hadangannya.. semoga bisa cepat selesai
ReplyDelete