Hayya The Power Of Love 2
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah kembali bersama kita dalam ukhuwah dan barokahNya Aamiin. Sudah tidak sabar saya ingin mengulas film serial Drama dan Kemanusiaan yang dibintangi oleh Fauzi Baadila, Adhin Abdul Hakim, Amna Hasanah Sahab, Meyda Sefira, Hamas Syahid, Fajar Lubis, Asma Nadia dan Ria Ricis.
Hayya: The Power of Love 2 adalah film Indonesia yang merupakan sekuel dari film '212: The Power of Love'. Sekuel adalah sebuah karya dalam sastra, film, atau media lain yang menggambarkan kronologis kejadian orang-orang berikut kerja sebelumnya. Dalam banyak kasus, sekuel meneruskan unsur-unsur cerita asli, seringnya dengan karakter dan pengaturan yang sama. Namun muatan di dalam Hayya: The Power Of Love 2 ini mampu membuat mata kita berbinar dengan part setiap segmen yang tegang dan serius. Matamu akan mengalirkan butiran suci hangat di pipih membawa pikiran ke alam negeri Para Nabi. Allahu Akbar.
Film ini disutradarai oleh Jastis Arimba dan ditulis oleh Ali Eunoia. Mengambil latar belakang Indonesia dan Palestina, film berdurasi 101 menit ini didedikasikan untuk jasa para relawan kemanusiaan seluruh dunia yang peduli terhadap konflik Palestina – Israel.
Film ini mengangkat tema tentang kemanusiaan dan menceritakan pentingnya cinta terhadap sesama manusia, terutama di negeri Palestina yang mengalami konfik berkepanjangan. Konflik yang harus dipahami bahwa ini merupakan sunatullah antara hak dan bathil. Melihat dimana kaki kita berpijak, apakah menutup mata dengan keadaan atau berpihak pada kebenaran.
Sinopsis
Film Hayya: The Power of Love 2 menceritakan kisah Rahmat (Fauzi Baadila) yang dihantui perasaan bersalah dan dosa di masa lalu. Rahmat (32th) seorang jurnalis yang sedang belajar memahami arti tentang cinta dan keimanan. Sosok yang barusan saja berhijrah merasa perlu melakukan hal berbeda. Dia memutuskan untuk menjadi relawan kemanusiaan di camp pengungsian perbatasan Palestina-Israel.
Saat bertugas Rahmat bertemu sosok Hayya (5th) gadis lugu yatim piatu korban konflik di Palestina. Kehadiran Hayya banyak membawa perubahan terhadap kehidupan Rahmat, hingga suatu ketika Rahmat harus kembali ke Indonesia karena harus menikah dengan Yasna yang membuat Hayya terluka.
Beberapa Ulasan
Hayya
Hayya hadir dalam kehidupan nyata Rahmat. Gadis kecil Palestina ini menyelinap masuk ke dalam koper hingga sampai ke Indonesia. Rumah tempat tinggal Rahmat di kompleks mewah di Jakarta. Awalnya Adin ingin membantu Rahmat untuk mengembalikan Hayya ke Palestina dengan melapor kepada perwakilan relawan kemanusiaan Indonesia untuk Palestina tapi Rahmat memberikan tanggapan yang berbeda. Karena ini merupakan pelanggaran hukum dua negara dan kasus perdagangan manusia.
Pengasuh Hayya RICIS
Adin membuat iklan pengasuhan untuk Hayya karena tidak memungkinkan jika Hayya keluar rumah dan diketahui oleh khalayak ramai. Pada part ini ada beberapa bintang yang muncul diantaranya adalah, Syahrini KW, Mamah Dede KW, Riana KW, ketiganya mampu mencairkan suasana dalam film ini karena tingkah dan ulah mereka yang menarik perhatian penonton. Tampil terkahir yaitu youtuber Ricis dengan nama aslinya hadir dan lebih mencairkan suasana lagi. Ricis mampu melakoni adegan dengan dialeg Melayu Malaysia. Ia diterima menjadi baby sitter untuk Hayya dan nampak Ricis sangat senang ditandai dengan lantunan lirik Nisa Syabbiyan yang dinyanyikannya.
Adin
Teman dan sahabat baik Rahmat. Dalam membersamai Rahmat untuk hijrah Adin rela melakukan apa saja demi untuk menjaga hidayah yang tertanam dalam diri Rahmat. Tapi terkadang Adin juga tidak bisa melakukan apa-apa ketika watak asli Rahmat muncul tiba-tiba yakni Keras Kepala seperti Anaknya Rahmat. Adin mengalah saja. Nampak ketika Adin mengajak Rahmat untuk menyerahkan Hayya ke Ust Yusuf pimpinan relawan Indonesia untuk Palestina. Rahmat berani menyela dan mengalihkan topik pembicaraan dan Adin hanya mengalah.
Yasna
Sosok perempuan dengan hijab syar'i dan siap mendampingi hidup Rahmat kedepan. Ia siap menerima Rahmat apa adanya dan menantikan Rahmat yang sering lupa. Lupa membeli cincin lupa dengan hari penting untuk pernikahan mereka dan Yasna tetap bersabar. Puncak dari semuanya adalah ketika Yasna berujar setelah akad di bawah hujan itu, "Akang itu egois, hanya mementingkan diri sendiri tanpe memikirkan perasaan orang lain" saat itu Yasna sudah berstatus istri Rahmat.
Rahmat
Rahmat dan Hayya By. Google |
Sosok yang sering pelupa dan baru berhijrah menuju kebaikan. Dengan semangat yang menggebu-gebu Rahmat lupa bahwa mementingkan diri sendiri itu pilihan yang kurang tepat. Akibat dari sifatnya yang egois ingin menyelamatkan Hayya secara tidak langsung telah melanggar undang undang internasional dan dapat dikategorikan sebagai trafiking. Tidak cepat ia menyadari akan hal itu hingga ia harus mengalah ketika Hayyabl direbut paksa oleh tim Kemanusiaan Indonesia Palestina di akhir cerita.
Untuk Karakter lainnya tentu mereka berperan saling menunjang untuk menghasilkan drama dan tampilan apik atas sebuah pesan besar yang ingin disampaikan dalam film layar lebar Hayya: The Power Of Love.
Apa Sajakah Pesan Moralnya?
Pertama
Hubungan baik Indonesia Palestina
Hubungan antara Indonesia dan Palestina adalah hubungan yang sudah sangat erat dan akrab. Indonesia menolak untuk mengakui negara Israel hingga kesepakatan damai tercapai antara Israel dan Palestina. Indonesia sangat membela hak-hak dan kebebasan rakyat Palestina dan mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Sejarah
Dukungan Palestina ini diwakili oleh mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini yang terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia pada 6 September 1944, Radio Berlin menyiarkan 'selamat selamat' mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini (ayah saya sendiri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) untuk Alam Islami, bertepatan 'pengakuan Jepang' atas kemerdekaan Indonesia.
Berita ini disiarkan melalui radio dua hari berturut-turut, disebar-luaskan, bahkan harian Al-Ahram yang terkenal telitinya juga menyiarkan. Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi “Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia” dan memberikan dukungan penuh. Sayang, acara bersejarah ini tidak banyak diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat di negeri ini.
Sungguh dukungan ini telah dimulai sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI.
Seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia, Muhammad Ali Taher. Dia adalah seorang saudagar kaya Palestina yang secara spontan mengirimkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan berkata, “Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia”. Setelah itu mendukung mengalir, di jalan Palestina terjadi gelombang untuk solidaritas dan dukungan untuk Indonesia oleh masyarakat Timur Tengah.
Ketika terjadi serangan Inggris di Surabaya 10 November 1945 yang menewaskan ribuan penduduk Surabaya, demonstrasi anti Belanda-Inggris merebak di Timur Tengah, khususnya Mesir. Shalat ghaib dilakukan oleh masyarakat di lapangan-lapangan dan masjid-masjid di Timur Tengah untuk para syuhada yang jatuh dalam pertempuran yang sangat dahsyat itu.
Pasca Agresi Militer Belanda ke-1, 21 juli 1947, pada 9 Agustus. Saat kapal Volendam milik Belanda pengangkutan serdadu dan senjata telah sampai di Port Said. Ribuan penduduk dan buruh pelabuhan Mesir di pelabuhan itu. Yang mencengangkan, mereka menggunakan kapal kapal dengan bendera merah putih yang berkeliaran Pesisir Port Said guna mengejar, melarang dan melakukan blokade terhadap kapal-kapal perusahaan yang ingin menyuplai udara & makanan untuk kapal Volendam milik Belanda yang dapat dipindahkan Terusan Suez, ke kembali ke pelabuhan.
Bagaimana rasanya saat melihat bendera kita di kibarkan oleh bangsa lain dengan kesadaran penuh menunjukkan rasa solidaritasnya? Bukti cinta mereka pada bangsa Indonesia. Wartawan Al-Balagh pada 10/8/47 melaporkan, “Kapal-kapal yang membantu warga Mesir yang mengejar kapal-kapal besar dan sebagian mereka dapat naik ke atas deknya. Mereka menyerang kamar stirman, menarik keluar petugas-petugasnya, dan membelokkan kapal-kapal besar itu ke jurusan lain. ”
Tentu saja, motivasi yang kita buat tidak hanya dari aspek historis, namun ini dapat kita ambil sebagai pelajaran untuk mengingat kembali tentang Mesir dan khusus Palestina yang pernah melakukan hal yang sama terhadap Indonesia. Tidak ada alasan untuk tidak mendukung kemerdekaan Palestina sebagai negara merdeka.
(Sumber: http://fimadani.com/kemerdekaan-indonesia-berawal-dari-mesir-dan-palestina/)
Kedua
Kamp pengungsi
Sementara itu, anak-anak Palestina yang tinggal di kamp-kamp pengungsi di luar negeri, terutama di Lebanon atau Suriah yang dilanda perang, menghadapi serangkaian penderitaan, termasuk kemiskinan dan kondisi hidup yang buruk.
Mahmoud Hanafi, kepala Lembaga Palestina untuk Hak Asasi Manusia, sebuah LSM yang berbasis di Beirut, menggambarkan bahwa anak-anak Palestina di kamp-kamp pengungsi sengsara.
"Anak-anak pengungsi hidup dalam kondisi yang sangat buruk, yang sangat membatasi kemampuan mereka untuk membangun masa depan yang layak," kata Hanafi kepada Anadolu Agency.
Dia mengutip data dari badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) yang menempatkan tingkat kemiskinan orang-orang Palestina di kamp-kamp pengungsi Lebanon pada angka 73 persen dan tingkat pengangguran pada 56 persen.
Menurut Hanafi, anak-anak di kamp sering mengalami kerawanan pangan, dengan 38 persen menderita kerawanan pangan sedang dan 24 persen lainnya menderita kerawanan pangan akut.
Aktivis HAM itu juga mengungkapkan bahwa sebagian besar anak-anak pengungsi tidak memiliki akses yang memadai ke pendidikan, sebuah kondisi yang dia kaitkan dengan situasi sosial ekonomi mereka dan pembatasan hukum yang diterapkan pada pengungsi Palestina di Lebanon.
Menurut perkiraan, ada 300.000 warga Palestina, termasuk puluhan ribu anak-anak, saat ini tinggal di 12 kamp pengungsi yang tersebar di seluruh Lebanon.
Sumber: https://www.aa.com.tr/id/dunia/anak-anak-palestina-hadapi-momok-kematian-dan-penahanan/1443743
Palestina Cinta dan Kedamaian
Adalah negeri para nabi dan tanah yang dirindukan. Shalat di Masjidil Aqsha merupakan ibadah terbaik setelah shalat di Masjidil Haram Makkah Almukaromah.
Sudahvm menjadi sunatullah yang telah digariskan Allah SWT bahwa yang kita lihat hari ini akan terjadi. Allah SWT bisa saja ingin menyudahi sengketa berdarah di tanah para nabi. Namun hingga hari ini gencatan senjata terus terjadi. Banyak Hanya Hanya yang lainnya bahkan ribuan yang tidak beruntung kehilangan keluarga.
Disini Allah SWT melihat dimana posisi kita berada, apakah terbesit dihati ini untuk membela kemerdekaan Palestina? Atau malah menutup dengan sebelah mata menepis semua fakta dan kenyataan yang ada.
Semoga dengan hadirnya film Hayya The Power Of Love 2 mampu memberikan semangat untuk berada di posisi yang benar. Membela kemerdekaan Palestina dan ikut serta berkontribusi baik moril dan spiritual serta doa yang senantiasa disenandungkan untuk saudara-saudara kita di Palestina.
Bermimpi suatu hari nanti akan shalat di Masjid Al Aqsa. Allahu Akbar!
Baca Juga: Pesan dan Amanat yang disampaikan dari 212 The Power Of Love
Film Hayya The Power Of Love sangat direkomendasikan untuk ditonton. Walaupun untuk usia 13 tahun ke atas namun sebagi orang tua kita juga bisa mengimbangi komunikasi dengan si buah hati agar mereka memaknai sebuah perjuangan hidup serta cinta dan kedamaian yang hakiki. Allahu Akbar.
Pemain
Fauzi Baadila sebagai Rahmat
Adhin Abdul Hakim sebagai Adin
Amna Hasanah Sahab sebagai Hayya
Ria Ricis
Hamas Syahid
Meyda Sefira
Asmanadia
Humaidi Abas
Fajar Lubis
Sumber:
http://fimadani.com/kemerdekaan-indonesia-berawal-dari-mesir-dan-palestina/
https://www.aa.com.tr/id/dunia/anak-anak-palestina-hadapi-momok-kematian-dan-penahanan/1443743
ana juga sudah nonton ustad, filmnya bagus bangett
ReplyDeleteAlhamdulillah keren Azka, iya Hayya mengingat kita akan negeri para Nabi, Palestina.
Delete