Selamat Hari thalasemia sedunia, 8 Mei 2019

Hari ini adalah hari thalasemia sedunia, 8 Mei diperingati sebagai hari Thalasemia. Thalasemia yang sudah kukenal sejak 2014 yang lalu menjadi akrab di setiap aktifitas hingga kini. Baca di sini

Pada awalnya sempat menjadi sebuah momok bagi sebagian orang yang mendengarnya termasuk saya dan keluarga. Namun seiring dengan berjalannya waktu, thalasemia telah memberikan banyak pelajaran bagi kehidupan kami. 

Singkat dan jelas berikut pengertian apa yang disebut thalasemia.

Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia.^{[butuh rujukan]} 

Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen thalasemia ini. 

Kalau sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita talasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier) talasemia, dan 25% kemungkinan bebas talasemia^[1]. Sebagian besar penderita talasemia adalah anak-anak usia 0 hingga 18 tahun. (Wikipedia)

Kepada semua generasi muda agar dapat melek informasi dan tidak segan untuk screning thalasemia agar dapat memutus mata rantai thalasemia dari sekarang.

Tema Thalasemia 2019

“Akses universal ke layanan kesehatan thalassemia berkualitas: Membangun jembatan dengan pasien dan untuk pasien”

Untuk dipahami secara bersama adalah, Thalassemia bukanlah sebuah penyakit apalagi penyakit menular. Thalassemia tidak lain adalah ketidakmampuan sel darah merah di dalam tubuh yang tidak mampu bertahan seperti layaknya sebagian orang pada umumnya. Disebabkan oleh genetika dari kedua orang tuanya. Pada umumnya sel darah merah akan berganti setiap beberapa periode, katakanlah per tiga bulan akan diperbaharui. 

Itulah sebabnya seseorang dibolehkan untuk donor darah setiap 3 bulan sekali. Pada penyandang thalassemia sel darah merah di dalam tubuh mereka tidak mampu mencapai hal tersebut  yang menyebabkan tingkat hemoglobin dalam darahnya rendah dan akibat dari Hb yang rendah adalah berkurangnya oksigen yang mengalir ke otak dan seluruh tubuh. Apa akibatnya jika terjadi sampai sedemikian rupa? Pertumbuhan mereka terganggu.

Oleh karena itu salah satu bentuk penunjang tercukupkannya hemoglobin di dalam darahnya dilakukanlah tranfusi darah. Sehingga kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan mereka akan segera teratasi.

Di sisi lain terkadang di masayarakat masih belum falimiar dalam membedakan antara cuci darah dan tranfusi darah. Cuci darah adalah salah satu bentuk usaha untuk membersihkan darah dengan bantuan sebuah alat pencuci darah dalam waktu yang ditentukan. Cuci darah dilakukan karena berkurangnya fungsi ginjal dalam tubuh. Cuci darah biasanya dilakukan pada rumah sakit di bagian Hemodialisa. Berbeda dengan tranfusi darah, tranfusi darah merupakan proses memasukkan darah ke dalam tubuh tubuh pasien. 

Alhamdulillah sampai saat ini putra dan putriku yang menyandang Thalassemia tumbuh dan berkembang seperti anak-anak seusianya. Cukup aktif dan lincah. Dengan penanganan yang tepat penyandang thalasemia akan berkembang dengan baik sesuai harapan kita bersama.

Di Ramadhan 1440 H ini kami tetap optimis berdoa  kepada kepada SWT dan selalu bermunajat kehadirat Rabb untuk dikuatkan diberikan kesabaran ketenagan hati dan keluasan berfikir dan bertindak dalam menggapai cita-cita mulia hingga berkumpul di JannahNya Aamiin

Abdullah dan Tsamara

Terima kasih pengurus POPTI Bengkulu, perawat, dokter, PMI, Bank Darah dan rumah sakit selalu melayani dengan sepenuh hati 😊 dan Para Pahlawan Pendonor Darah yang setia 😍 kami bangga atas dedikasi Bapak Ibu semua, dan semuanya yang selalu memberi semangat dalam berjuang. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan kebaikan yang lebih baik lagi. Aamiin 

Selamat Hari thalassemia sedunia, 8 Mei 2019.

Sumber: https://thalassaemia.org.cy/news/international-thalassaemia-day-2019-get-involved-2/