Rumah Fatmawati |
Nama lengkap beliau adalah
FATMAWATI lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923. Istri dari Presiden pertama
Negara Kesatuan Republik Indonesia Ir. Soekarno. Oleh sebab itu beliau bersatus
sebagai Ibu Negara Pertama Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Ayah beliau bernama Haji Hasan Din dan ibu beliau bernama
Siti Khadijah. Dari pernikahan beliau dengan Bapak Ir. Soekarno lahirlah 5
orang putra yakni Guntur Soekarno Putra, Megawati Soekarno Putri, Rahmawati
Soekarno Putri, Sukmawati Soekarno Putri, dan Guruh Soekarno Putra. Beliau
menghembuskan nafa terakhir di Kuala Lumpur Malaysia, 14 mei 1980 setelah
menaunaikan ibadah umroh tahun 1980.
Semasa hidup beliau beberapa
jabatan penting beliau emban diantara adalah:
1. Pelindung/
penasehat Kowani (Kongres Wanita Indonesia)
2. Pelindung/
penasehat Perwari (Persatuan Wanita Indonesia)
3. Pelindung/
penasehat Persit (Persatuan Istri Tentara)
4. Pelindung/
penasehat Nasional Woman`s Internasional Club (WIC)
5. Pelindung
Yayasan Rumah Sakit Fatmawati
6. Pelindung
Yayasan Perguruan Cikini Jakarta
7. Sesepuh
keluarga besar “Sekato” di Jakarta
8. Pelindung
Persatuan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Bengkulu di Jakarta
9. Pelindung
Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Jakarta
10. Pembina Barisan Wanita Indonesia (BWI)
10. Pembina Barisan Wanita Indonesia (BWI)
Beliau juga diberikan tanda
kehormatan diantaranya adalah:
1. Bintang
Maha Putra Adi Pradana, 1995
2. Ibu
Negara Pertama Republik Indonesia, 1945
3. Istri
Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, 1945
4. Perintis
Kemerdekaan Republik Indonesia, 1977
5. Janda Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia, 1977
5. Janda Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia, 1977
Riwayat Perjuangan Ibu Fatmawati diantaranya adalah:
Pengalaman beliau berorganisasi telah diawali sejak remaja yaitu di bidang
Nasyiatul Aisyah
Hizbul Wathan (HW)
Kepanduan Muhammadiyah
Penolong Korban Perang (PEKOPE) dan anggota Fujinkai pada masa penjajahan
Jepang
Setelah Indonesia merdeka Fujinkai melebur menjadi Barisan Wanita Indonesia
(BWI)
Pada Masa Perjuangan Kemrdekaan Republik Indonesia beliau turut dalam
perjuangan diantaranya adalah:
Menjahit Bendera Pusaka Merah Putih
Menghadiri sidang Dokutsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha
Kemerdekaan Indonesia) BPUPKI dalam rangka menyaksikan lahirnya Pancasila, 1
Juni 1945.
Ikut menderita bersama bayinya bernama Guntur Soekarno Putra yang ikut diculik
oleh pemuda dan dibawa ke Rengasdengklok pada pukul 03.00 wib dini hari pada
tanggal 16 Agustus 1945.
Selama 1945-1946 sering berpindah-pindah tempat, dan sering bersembunyi
menyamar karena di Jakarta tidak aman dan telah diduduki oleh pasukan NICA
Belanda.
Memberi bantuan berupa beras kepada para prajurit.
Mengirim perbelakan untuk para pejuang di Front yang sedang bergerilya berupa
makanan, pakaian bahkan peluru (30 Tahun Indonesia Merdeka. 1985: 139)
Kesetiaan dan ketangguhan dalam perjuangan membela dan meningkatkan derajat
wanita oleh ibu Fatmawati diantaranya adalah
Mengahadiri detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945, bersama-sama dengan
Ny.S.KTrimurti sebagai unsur wanita.
Selalu menjadi penasehat dan pelindung setiap oraganisasi wanita seperti: Kowani,
Kowari, dan Persit.
Sebagai wanita yang konsekuen dan konsisten dalam membela hak-hak wanita
yang tercermin dalam sikapnya antipoligami dan pada masa Orde Baru sikap ini
dapat melindungi para istri pegawai negeri dengan lahirnya PP.10.
Atas usul Ibu Fatmawati bahwa Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) harus ada
unsur wanita dan melalui PENPRES (Penetapan Presiden) nomor 17 tahun 1949, 3
orang anggota KNIP diantaranya adalah, Ny.Wakijah Sukijo, Ny.Pujo Utomo, dan
Ny.Mahmudah Mas`ud.
Ibu Fatmawati gigih memperjuangkan bedirinya Gedung Wanita Pertama di
Indonesia yang terletak di jalan Diponegoro Jakarta.
Peran Ibu Fatmawati sangat besar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
rakyat, pendidikan, kesehatan, anak terlantar dan disabilitas sehingga
beliau memprakarsai
Pendiri Perguruan Cikini
Yayasan Pendiri Anak Cacat, (YPAC)
Pendiri Yayasan Rumah Sakit “Fatmawati”
Mengunjungi dan memberi santunan kepada Panti Asuhan pada bulan puasa dan
pada perayaan hari Ibu dan tradisi ini sampai sekarang masih tetap berlanjut.
Ikut aktif dalm rangka pemberantasan buta aksara.
Ikut sebagai sponsor berdirinya organisasi “Sekato” di Jakarta.
Ikut memperjuangkan agar dokumen, barang dan arsip pemerintah RI yang
dirampas oleh Belanda antara tahun 1945-1950 di Jakarta dan di Yogyakarta dapat
dikembalikan ke Indonesia.
Sebagai Ibu Negara, Ibu Fatmawati selalu memperkenalkan wajah Indonesia
beserta budayanya kepada Negara-negara sahabat dengan menampilkan hal-hal
yang merupakan ciri khas Budaya Indonesia seperti: makanan, tarian, dan
penataan ruangan pada saat diaadakan jamuan kenegaraan.
Sebagai seorang pejuang yang gigih dalam memperjuangkan bekas keresidenan
Bengkulu menjadi Provinsi Bengkulu , yang telah banyak memberi jasa-jasa baik
dan figurnya sebagai Ibu Proklamator untuk meyakinkan pihak eksekutif, dalam
hal ini Bapak Presiden Suharto pada saat itu.
Ibu Fatmawati wafat pada tanggal 14 mei 1980 di Kuala Lumpur Malaysia.
Jenazahnya dimakamkan di pemakaman Karet Jakarta. Pemerintah Republik
Indonesia Bintang Maha Putra Adi Pradana pada tanggal 10 Nopember 1995.
Ibu Fatmawati adalah seorang Putri Teladan dari Bengkulu yang masa remajanya
dilewati di Bengkulu dalam suasana perjuangan perintis kemerdekaan dan pindah
ke Jakarta dalam revolusi fisik. Sosok Ibu Fatmawati dengan kepribadian yang
teguh dan pola hidup yang sederhana menjadi acuan pemerinta ORBA. Ibu
Fatmawati sebagai wanita yang teguh imannya dan orang yang penyabar dalam
menghadapai cobaan serta mempunyai prinsip, dengan pengabdian yang tulus
kepada seorang suami serta pengorbanan tanpa pamrih kepada Negara dan
Bangsa maka sudah sewajarnya Ibu Fatmawati dianugrahi gelar Pahlawan Nasional.
Lukisan Ibu Fatmawti Sumber: https://www.tripadvisor.com/LocationPhotoDirectLink-g1472388-d6780994-i180728312-Rumah_Pengasingan_Bung_Karno-Bengkulu_Bengkulu_Province_Sumatra.html |
Kini kita dapat mengenang beliau melalui doa dan lantunan suci sebagai
hambah Allah SWT. Sebagai bentuk penghargaan juga bahwa
di Kota Bengkulu masih berdiri dengan gagah Rumah Fatmawati yang
beralamat di Jl. Fatmawati,Penurunan, Ratu Samban, Kota Bengkulu,
Benkulu 38222.
kemarin sore aku dan anak sulungku pergi ke rumah Ibu Fatmawati, alhamdulillah bertemu dengan Bapak Marwan sebagai penjaga rumah Ibu Fatmawati. Beliau menyampaikan bahwa sudah 15 tahun bekerja di sana. Rumah ini cukup bersih dan rapi. Semua tertata dengan baik. Mulai dari halaman rumah yang bersih hingga ke ruangan rumah yang nyaman dan tertata dengan baik.
Mengisi daftar hadir di buku tamu |
Buku tamu |
Ketika masuk pertama kali kita akan disuguhkan dengan ruangan tamu dan sebuah buku tamu untuk diisi. Di ruangan ini juga di sisi kiri ada sebuah mesin jahit dan beberapa foto. Dua buah foto besar Ibu Fatmawati dan Bapak Ir Soekarno.
Mencoba memperagakan menjahit bendera |
Di bagian dalam pada kamar sebelah kanan juga terdapat sebuah mesin jahit yang terletak menghadap ke timur. Di kamar sebelah kanan terdapat dipan atau tempat tidur berbentuk ranjang.
pada bagian belakang terdapat kamar mandi yang sudah direnovasi.
Sumber Informasi:
disadur dari Rumah Fatmawati dan diedit di beberapa bagian
Alamat Tempat
https://www.google.com/search?q=alamat+rumah+fatmawati+bengkulu&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjh-oSn3NbgAhVLfisKHRR_A6sQ_AUIECgD&biw=1350&bih=640
Foto Ibu Fatmawati
https://www.tripadvisor.com/LocationPhotoDirectLink-g1472388-d6780994-i180728312-Rumah_Pengasingan_Bung_Karno-Bengkulu_Bengkulu_Province_Sumatra.html
Mesin jahit ibu Fatmawati. Aku pengen nyoba foto disana dech kak .Hehe
ReplyDeleteCoba aja kak, jangan lupa foto ya hee
Delete