Thursday, 16 August 2018

Hari Kedua Karang Pamitran Nasional 2018 Menjelajah dan Menyatu dengan Alam Desa Pramuka Lebakharjo Jawa Timur

Pagi ini setelah semua siap untuk olahraga di kecamatan tiba-tiba kak Rahmat memutar beberapa musik senam denga tema nusantara. Wah.. home stay kita rame jadinya. Ada sedikitnya 4 video senam yang beliau putar. Hingga pukul 06.30 kami masih berada di halaman rumah pak Riadi.

Giat hari ini adalah TUG namun karena peralatan masih dalam persiapan akhirnya kami dari pembina penggalang hanya melaksanakan apel pagi secara bersama-sama. Pada saat ini juga semua beberapa kegiatan hari ini disampaikan untuk memaksimalkan rutinitas dan agenda. Maklum grup whatsapp sudah dibuat namun karena faktor jaringan akhirnya pesan mengalami sedikit kesulitas untuk tersampaikan. Alhamdulillah apel pagi dan sore menjadi wadah untuk berkomunikasi aktif.

Giat selanjutnya adalah forum diskusi dan mendengarkan pemaparan kakak pembina dari NTT mengenai cara bertani yang banyak dilakukan di daerah sana. Wah ternayata di sana pertanian menjadi aktifitas utama masyarakat. Wajar saja ya, Indonesia kan negara agraris. Mereka juga memperagakan bagaimana cara mendapatkan air minum dari hasil sulingan air laut yang diuapkan. Bagaimana pula ini? air laut tersebut dijemur dibawah terik matahari dengan sebuah wadah dan ditutup rapat rapat dengan plastik bening. Dibuat sedemikian rupa agar bagaimana caranya uap air yang menempel pada dinding atap plastik akan tersalurkan melalui selang kecil. Wah.. salah satu alat penting di daerah sulit air sumur ini ya. Sukses kakak.

Setelah giat diatas kami istirahat dan menantikan giat "Menjelajah" dengan nama "GURINGAI" Gunung Rimbah Sungai. Wow pasti keren dan menantang.

Pukul 13.00 wib kami berkumpul di Provinsi Bangsa. Semua penggalang putra menuju lokasi dengan semangat 45. Ada yang naik ojek dan tentunya berjalan kaki dengan gembira. Suasana pedesaan Sukamaju A benar-benar membius mata dan hati ini untuk berdecak kagum. Subhanallahu Walhamdulillah Wallahuakbar!

Kami dibagi menjadi 4 kelompok besar dan setiap kelompok dibagi lagi menjadi 4 kelompok kecil. Asli ga kecil-kacil banget ya pemirsa hee.. sekecil-kecilnya kelompok pembina tentu pasti tetap jadi rame hee. Setelah selesai dibagi, Alfa, Bravo, Charlie, Delta masing-masing mendapatkan secarik kertas. Disana ada peta buta haaa haaa rasakan ya.

Kami menterjemahkan peta tersebut dan berhasil menemukan pos 1. Tantangannya cukup mudah, kita kan masih usia penggalang jadi, cari tahu apa yang dirasakan peserta didik seumuran penggalang terhadap pramuka. Kita wawancara intinya. Beberapa meter melaju kita ketemu target. Namanya Indah kelas 12 SMP. Dia cukup memuji kegiatan pramuka dan memang ia juga penggalang di pangkalannya. Selamat ya dik.

Pada pos 2 diingatkan untuk berhati-hati dalam sebuah perjalanan. Dan memecahkan sebuah sandi.

Pada pos 3 kita diajak untuk mengabadikan momentum pramuka kekinian dengan video dan foto. Ada latar sebuah gunung nan menawan. Iya itulah gunung Semeru. Masya Allah.

Pada pos 4 kita diajak halang rintang untuk berjalan di atas seutas tali di atas air sebuah sungai. Jujur, daripada jatuh dan malu kakak boleh kok jalan langsung ke dasar sungai haa. Menurut saya apa salahnya sih kalau dicoba dulu. Dicoba saja juga kenapa sih. Jatuh kan ke bawah? hee.. tapi lumayan lho kak, bisa basah kuyup tapi terhormat. Daripada menyerahkan diri tanpa perlawanan. Lho kan bukan perang? iya nampaknya bukan, tapi kamu bisa kan melawan egomu sendiri kan? kecuali di regu kita ada Kak Darmen, umur beliau 51 tahun, beliau atas arahan panitia tidak perlu halang rintang, pengecualian ya.

Setelah semua kegiatan ini selesai dilanjutkan istirahat di home stay untuk pementasan seni nanti malam.

Namun, saya harus jujur. Saya sangat sedih sekali sore ini, sedih karena saya tersesat dalam perjalanan di berbagai pos. Pada saat menemukan pos 1 saya dan teman-teman satu regu mulai berpencar. Kami hilang figur pemimpin. Sementara peta perjalanan tidak diketahui secara pasti pada waktu bersamaan. Kami sempat curiga dengan lokasi yang dilalui dan kecurigaan itu benar-benar terjadi.

Setelah evaluasi malam ini maka kesalahan itu terjadi ketika kami melewatkan sebuah jalan setapak di samping rumah warga yang menuju latar gunung Rinjani. Otomatis gunung dan lembah yang kami lewati tidak menjadi rekomendasi panitia. Iya kami juga melewati gunung dan lembah yang luar biasa. Juga lahan persawahan yang begitu memesona. Namun karena terlena dengan keindahan alam ini saya dan teman-teman sudah sangat jauh terlepas dari simpul pada peta. Mau pulang ke awal kami harus mendaki jalanan mungkin 45 derajad. Allahu Akbar!

Yang penting bagi saya adalah usaha. Usaha untuk memantapkan ikhtiar. Alhamdulillah.. kisah diataspun saya dapatkan dari perjalanan kak La Tumeng yang berhasil menapaki semua tantangan.

Semoga menginspirasi, sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin87 juga YouTube Efri Deplin. Terima kasih semoga menginspirasi.

| Designed by Colorlib