Perjalanan kali ini menuntun untuk silaturahim ke tanah serawai. Bumi Bengkulu bagian selatan tepatnyan di Talo Seluma Bengkulu. Mengulang masa kecil dan menyatukan kolase-kolase kehidupan yang indah di sepanjang masanya.
Siang ahad itu dibawa terik mentari aku duduk
diantara puing-puing bangunan setengah permanen yang menuntun lisan ini
untuk mengucap doa-doa terbaik bagi Almarhum Bapakku, Bakhtiar bin Suwi.
Alfaateha. Kubawa segulung tikar yang dipakai saat makan siang tadi. Tikar
Gegas, berasal dari jalinan pandan berduri dari dalam rimba Talo Seluma
Bengkulu pulau Sumatera.
Apa yang menarik?
Tikar ini berbeda dengan
tikar pabrik. Tikar pabrik dibuat dari bahan tiruan dan plastik. Sebagian
dikenal dengan bahan sintetis walaupun ada yang memanfaatkan bahan alami. Namun
Tikar Gegas tetap menjadi sebuah produk terbaik. Mengapa? Tikar Gegas berasal
dari anyaman ibu-ibu hebat di negeri ini khususnya Ibuku. Sebuah hal yang
menjadi keterampulan hidup dan kecerdasan berfikir yang menentukan kualitas
hasil. Tikar Gegas konon tidak semua bisa menganyamnya. Hanya orang-orang
tertentu dengan kecerdasan tingkat tinggi.
Bagaimana Prosesnya?
Bagian 1 Persiapan Awal
Pertama Mencari Pandan Berduri
Dilakukan pencarian dan
memilih berupa yang terbaik dari pandan berduri di dalam rimba seberang sungai
Air Talo Kecamatan Seluma Bengkulu. Daun yang sudah tua, lebar dan tidak sobek.
Kedua Rombongan
Persiapan mental dan
keamanan mulai dari siapa saja rombongan yang akam berangkat mencari Pandan
Berduri. Jangan sendirian karena tempatnya lumayan jauh di dalam rimba sana.
Bersama-sama lebih asyik.
Ketiga Pakaian
Secara, perjalanan jauh
dan menantang memerlukan pakaian khusus. Pakaian serba panjang menutup tubuh
dan memakai sarung tangan tebal sebagai perlindungan dari duri. Pakai sepatu
kebun ya, tidak pakai sandal jepit. Jalanan jauh lho? Ibuku bilang pakai sepatu
Nuang Galing, sepatu dengan belasan pul di telapaknya.
Keempat Kekompakan
Kekompakkan, akan
menentukan kemenangan bersama. Tidak ada yang memisahkan diri dari kelompok
saat pencarian Pandan Berduri. Berbagi sama banyak beban bawaan saat melintasi
medan berupa jalanan setapak licin dan saat menyeberang sungai.
Bagian 2 Pengolahan
Pertama Membuang Duri
Duri yang ada dibuang
dengan cara mengikis atau meraut menggunakan pisau kecil secara manual satu
persatu.
Kedua Menjemur
Pandan Berduri yang telah
dibuang durinya kemudian dijemur secara alami dibawa terik matahari siang.
Pandan yang semula berwarna hijau dan kaku akan berubah warna menjadi sedikit keabu-abuan
dan lebih lentur. Tidak perlu diberi pewarna karena warna yang tercipta sudah
sangat menarik dan menjadi ciri khas khusus Tikar Gegas ini.
Bagian 3 Menganyam
Pertama siapkan seikat besar pandan kering yang selesai dijemur.
Kira-kira sebesar ikatan gulungan kasur.
Kedua siapkan dua lembar pertama untuk dianyam. Ambil bagian
tengah dari kedua lembar pandan kering tersebut dan dianyam dengan tangan
diikuti lembaran-lembaran pandan lainnya. Anyaman dilakukan secara menyilang.
Menyelipkan satu lembar pandan ke lembar pandan lainnya. Begitu terus
selanjutnya diulang hingga me-luas.
Ketiga jika anyaman semakin meluas, bagian sisi tikar harus cermat
untuk dilipat dan diselipkan. Sehingga sisi-sisi tikar akan terlihat kokoh dan
apik. Tidak longgar dan tidak mudah lepas dari anyaman. Jangan lupa siapkan
pisau kecil untuk memotong bagian ujung pandang yang tidak digunakan.
Ketika sisi tikar sudah
kokoh artinya tikar siang digunakan. Juga dapat dipasarkan dan bernilai
ekomonis. Menjadi sebuah kebanggaan daerah dan menjadi salah satu aset kekayaan
yang tak ternilai karena produk adalah sebuah karya cipta.
Terlihat gampang kan? namun tidak semua orang
bisa membuatnya. Hanya orang-orang tetentu dengan kecerdasan tingkat tinggi.
Apakah kamu salah satu orangnya? Buktikan.
Alhamdulillah Tikar Gegas
juga memiliki filosofi yang baik. Besatu padu akan membuat lebih kuat dan kokoh
jika dibandingkan dengan selembar daun pandan kering. Pandan Berduri menjadi
kuat dan kokoh dan bernilai tinggi dari tangan seorang bijak amanah dan
cerdas. Makna yang terkandung sangat bagus sekali diterapkan dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan. Baik dari segi berbangsa dan bernegara juga beragama.
Pagar Gasing, 24 Juni 2018.
Seluma Bengkulu,
Indonesia.
Berbagai gambar dari Tikar Gegas Serawai |
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin87 juga YouTube Efri Deplin. Terima kasih semoga menginspirasi.