Tuesday, 19 June 2018

Sepucuk Surat Kerinduan

Sepucuk Surat Kerinduan
Oleh: Efri Deplin




Namaku Efri, lengkapnya Efri Deplin. Biasa dipanggil Efri, dan tidak jarang panggilan Deplin sejak tahun 1999 kembali melekat ketika di kampus Universitas Bengkulu. Di kelas panggilan Deplin dipakai oleh teman-teman satu alumni dari SMAN 4 Kota Bengkulu. Ada juga teman-teman lainnya yang nyaman memanggil Deplin, aku juga tidak masalah. Sejarah dipanggil Deplin juga memiliki nilai historis tinggi. Tahun 2005 aku memasuki kampus ada banyak sekali perbedaan antara dunia SMA dengan dunia kampus. Teman-teman yang heterogen berkumpul tumpah ruah sama-sama mencari jati diri. Tidak terlambat untuk baru mengatakan mencari jati diri, karena ketika baru menyadari diri ini semakin jauh melangkah maka harus kembali pada rel yang benar. Aku dipertemukan dengan kakak tingkat yang super keren. Rasanya peran mereka sangat besar hingga saat ini dan nanti. Aku berdoa semoga Allah pertemukan kami dan dikumpulkanNya lagi di surgaNya yang abadi, Aamiin.
Sejak subuh tadi semua penghuni korindang tempatku kost bersama teman-teman sibuk dengan aktifitas masing-masing. Kebetulan ahad ini yang bertugas sebagai petugas di dapur adalah aku, Adi dan kak Taharman. Jadilah kami pagi ini menjelma sebagai anak gadis desa yang taat pada ibunda hehe. Suasana kekeluargaan cukup terasa dengan adanya jadwal piket yang telah ditentukan. Semua tidak merasa dibebani dengan setumpuk tugas pagi sepertii ini. Karena jadwal piket ini adalah amanah dan amanah harus ditunaikan dii akhirat nanti akan dipertanggungjawabkan. Begitu pesan kak Adi. Kak Adi adalah kakak tertua di kost korindang. Tertua dan dituakan. Beliau yang mengajakku bergabung disini. Beberapa kali mereka mengajakku hingga akhirnya berhasil bergabung dengan teman-teman disini.
Karena hari ini adalah hari libur jadi semua anggota penghuni korindang piket bersama. Mulai dari menyapu lantai rumah, bersih-bersih di luar kost bahkan berbelanja bahan makanan di warung ujung gang di dekat masjid Al-Ikhlas. Iya aku dan Adi juga kak Taharman yang sering dipanggil kak Mamek pergi ke warung di ujung gang. Kami membeli beberapa ekor ikan dan sayuran untuk dimasak khusus hari ini. Biasanya belum selesai masak piring-piring sudah berbaris rapi. Dan harus tebal telinga mendengar pujian atau bahan candaan mereka. Celotehan mereka ketika masakan kita dipuji membuat hidungku mengembang haha. Tapi kalau masakan kurang enak mohon maaf itulah adanya. Sebenarnya kalau komposisi bumbunya tepat, sambal tempepun rasanya enak.
Pukul 08.00 WIB aku menuju kampus. Sebagian besar penghuni kost juga punya acara masing-masing. Ada yang sibuk dengan tugas akhir ada juga yang sibuk dengan tugas kuliah bahkan ada juga yang sedang mencari keputusan antara kerja, menikah atau kuliah lagi. Berbicara menikah adalah hal yang paling seru ketika kami berkumpul di kamar terbesar kak Mamek. Pokoknya seru kalau berbicara menikah. Semua senyum-senyum entah apa yang disenyumkan hehe. Ada istilah taaruf, mas kawin, nasyid. Semuanya menatap fokus dan memasang telinga lebar-lebar hehe.
Akhirnya dengan BD sebelas alias jalan kaki aku sampai di gedung T Fakultas MIPA UNIB. Aku naik ke lantai dua dan masuk ruang rapat FMIPA. Disana sudah berkumpul beberapa orang termasuk ketua GSI Endi Febrianto, aku dan Adi duduk berdekatan juga kakak-kakak tingkat yang semuanya berbeda jurusan dengan aku. Aku dari Fisika sementara mereka ada yang berasal dari Kimia dan Biologi. Seingatku dari Matematika waktu itu belum ada yang hadir. Semua siap menantikan kehadiran PD 1 dan PD 3 Fakultas MIPA untuk mensukseskan Praktikum Agama yang terintegrasi dengan 1 sks pada mata kuliah Agama Islam.  Luar biasa dan apresiasi yang tinggi kepada Pembantu Dekan 1 Bapak Drs. Suwarsono, M.S. dan Pembantu Dekan 3 Bapak Drs. Syalfinaf Manaf, M.S. yang meluangkan waktunya. Sengaja diambil hari ahad karena hanya hari ini waktu yang tepat berkumpul dengan sesama anggota pengurus Generasi Sains Islam (GSI) bersama beliau.
Setelah beliau hadir di ruangan. Acarapun dimulai satu persatu hingga pada titik kesimpulan didapatlah titik terang dan harapan penuh kepada teman-teman di organisai Generasi Sains Islam (GSI) yang menjadi pelopor terbentuknya Praktikum Agama Islam yang memiliki bobot 1 sks. Ada 10 pertemuan yang harus dituntaskan, materi aqidah, muamalah dan amaliah termasuk belajar membaca Al-Quran. Semua mahasiswa semester 1 dan 2 wajib mengikuti praktikum ini dengan presentase yang sama dengan tatap muka di kelas. Kesepakatan pun dibuat dengan susunan mentoring yang rapi. Jadwal terbentuk dengan susunan pengurus dan disetujui oleh Bapak Dekan.
Materi pun dieksekusi, dari mengenal islam secara kaffah hingga praktik shalat jenazah dan shalat ied disampaikan kepada adik-adik. Sepuluh pertemuan paling sedikit membutuhkan 2 bulan setengah berjumpa dengan adik-adik dalam sebuah lingkaran. Lingkaran inilah yang akan membuat rindu penikmatnya. Rindu karena di dalamnya penuh dengan suka cita dan kedekatan dengan Rabb yang maha kuasa. Di lingkaran inilah nanti ada kisah seorang perantauan nan jauh dari orang tuanya merasa rindu dan semangat kuliah. Di lingkaran ini juga dulu yang hanya mengenal hijaiyah kini lancar dan terbiasa. Rindu, semua rindu dan merindukan lingkaran itu.
Masa pun berlalu, itu adalah kisah 9 tahun yang lalu. Masa terindah dengan keterbatasan dan kemampuan menyatukan hati dan menegakkan dinnul islam. Masa pun berganti, ketika hari ini di hari yang sama ahad kita berkumpul dengan jumlah besar 3.000 lebih di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Bengkulu.  Generasi Sains Islam, aku menyaksikan kekuatan besar ketika Allah menyatukan hati dan fikiran untuk selalu mengagungkan namaMu.
Kini apakah praktikum itu masih berjalan atau mati suri? Allah memberikan pelajaran besar bahwa hidup ini adalah pengulangan di setiap zamannya. Mengenai hati ini yang penuh kerinduan, apakah disana memiliki rasa rindu yang sama? Rindu yang membuncah bertemu, berkumpul, dan bercanda tawa. Insya Allah kita akan berkumpul kembali di tanah kelahiran leluhur kita, di Surga yang penuh dengan kenikmatan. Semoga Allah senantiasa menautkan hati-hati ini dengan Rabbithoh. Selamat berjuang kawan.


catatan:
Cerpen ini kutulis tahun 2017 yang lalu
Mulai malam ini aku simpan di blog pribadi efrideplin.com
Tulisan ini adalah sebuah naskah cerpen pada sebuah lomba
Kebetulan kayaknya menang tapi sertifikatnya belum dapat hee
Alhamdulillah hadiah juaranya sudah dapat tapi ya itu sertifikatnya belum
Kabarnya mau dibukukan tapi minim info
Info Lomba

Pemenang Lomba
Buat teman-teman di GSI selalu kompak dan Istiqomah ya Aamiin

Bengkulu, 19 Juni 2018.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin87 juga YouTube Efri Deplin. Terima kasih semoga menginspirasi.

| Designed by Colorlib