Tuesday, 15 May 2018

AKSI BELA ISLAM 212 115


AKSI BELA ISLAM

JUMAT Monumen Nasional Jakarta
212 115

Oleh: Efri Deplin

Aksi Damai 115 Monas Jakarta

Kota Bengkulu di pagi tanggal 2 desember 2016 masih sepi sekali. Jalanan lengang dan sebagian masih sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sopir angkot masih dengan angkutannya. Pedagang buah juga terlihat sibuk menata buah-buahan di kiosnya. Namun ada sebuah kegelisahan hati ini untuk melangkahkan kaki untuki berjalan panjang. Bergabung dengan semua peserta aksi damai membela islam. Iya hari ini hari jumat tanggal 2 desember 2016 seantero negeri turun ke jalan dan long marc menuju pusat kota dan ruang publik untuk menyuarakan keadlian atas sebuah penistaan agama.

Pagi ini adalah puncak kegelisahan kaum muslimin untuk menuntut keadilan di negeri yang cinta damai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pukul 09.00 wib aku sedang tidak ada jam. Aku izin dan menuju ke arah jalan Padang Jati. Iya jalan kaki karena aku ingin merasakan apa yang saudara-saudaraku rasakan berjalan kaki bersama menuju MONAS di Jakarta. Belum lama aku berjalan mungkin sekitar 100 meter aku sudah merasakan kegerahan. Keringat sudah mulai bercucuran. Syal palestina yang aku pakai di leher aku coba kibas-kibaskan. Aku akhirnya sampai di jalan Padang Jati. Aku terus melangkah melalui jalanan ini namun tiba-tiba ada Pak Suparman menepi dengansepeda motor beliau. Beliau mengajak untuk naik, namun aku tolak. Beliau kembali meyakinkan aku untuk naik. Sebenarnya aku tidak yakin karena awalnya aku ingin longmarc walaupun sendirian. Karena memang massa sudah berjalan sejak pagi-pagi sekali. Kemudian helm beliau cuman satu. Apa jadinya kalau distop polisi. Namun lagi-lagi Pak Suparman kembali meyakinkan aku. Akhirnya kami berdua berboncengan dan melewati jalan ke arah Kebun Tebeng.

Aku kemudian turun di traffic light simpang Padang Harapan. Aku memutuskan untuk tetap berjalan kaki dari Simpang Padang Harapan menuju Masjid Raya Baitul Izzah. Beberapa mobil polisi berjejer di sepanjang jalan. Motor-motor polisi juga demikian. Masih ada sebagian kendaraan berlalu lalang. Akupun akhirnya sampai di masjid Raya Baitul Izzah. Aku mengambil posisi di bawah sebuah tenda di halaman masjid.

Mendengarkan orasi dari beberapa ulama untuk menyuarakan keprihatinan terhadap negeri ini. Menyadarkan kepada semua untuk mengambil bagian bahwa ketika agama ini dihina maka wajib hukumnya kita untuk membela. Aksi damai ini adalah persoalan iman.

Berikut Sekilas Latar Belakang AKSI BELAS ISLAM AKSI DAMAI 212

Aksi damai ini juga dikenal dengan Aksi Bela Islam merupakan rangkaian aksi unjuk rasa yang diadakan di Indonesia, terutama di kota Jakarta sebagai reaksi atas pernyataan gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnamayang mengeluarkan pernyataaan yang dianggap menistakan agama dalam kunjungan kerjanya ke Kepulauan Seribu.[1] (Wikipedia)

Adapun latar belakangnya adalah Pada 27 September 2016, Gubernur DKI JakartaBasuki Tjahaja Purnama melakukan kunjungan kerja ke Pulau Pramuka yang berlokasi di Kepulauan Seribu. Kunjungan ini dilakukan untuk melakukan peninjauan serta pengarahan terkait program pemberdayaan budi daya ikan kerapu yang ia adakan. Dalam pernyataannya Basuki berusaha meyakinkan warga bahwa programnya akan terus berjalan meski ia tidak terpilih sebagai Gubernur pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan berlangsung pada Februari 2017. Sebagaimana kebiasaan dalam rapat dan kunjungan kerja, video aktivitas Basuki ini pun diunggah melalui akun Youtube pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pada 6 Oktober 2016, seorang netizen bernama Buni Yani mengunggah ulang di halaman Facebooknya kutipan video yang berjudul 'Penistaan Terhadap Agama?'. Video ini merupakan editan dari video kunjungan kerja Basuki dengan lebih menonjolkan pernyataan yang mengandung unsur penistaan terhadap agama Islam.[2]
Video ini akhirnya ditonton oleh banyak orang dan menyulut emosi umat Islam yang tidak sudi kitab suci dan ulamanya dihina. Sebagai respon dari video ini, banyak dari ormas Islam di penjuru Indonesia mengirimkan pengaduan kepada kepolisian agar segera menindak lanjuti pernyataan Basuki tersebut.
Pada 10 Oktober 2016, Basuki meminta maaf kepada publik karena telah menimbulkan kegaduhan. Beberapa tokoh Islam menyatakan menerima pernyataan maaf yang ia ajukan namun menambahkan bahwa proses hukum harus tetap berjalan. Belum adanya pemberitaan tentang penyelidikan mengesankan bahwa kepolisian Republik Indonesia lamban dalam menangani kasus Basuki. (Wikipedia)

Aksi Pertama pun dimulai 14 Oktober 2016
Pada 14 Oktober 2016, seusai shalat Jumat, ribuan ormas Islam yang dikomandoi oleh FPI melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta. Dalam aksinya, mereka menuntut agar penyelidikan atas kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama segera dilakukan. Habib Rizieq Shihab yang juga pimpinan FPI mengecam akan melakukan aksi yang lebih besar jika tidak kunjung merespon kasus ini dalam 3 Minggu berikutnya.[3]
Berbagai macam respon muncul menanggapi unjuk rasa ini, mulai dari yang mendukung sampai yang kontra. Basuki sendiri menyoroti kerusakan taman yang dinyatakan akibat ulah para pengunjuk rasa.[4] (Wikipedia)

Berlanjut dengan aksi kedua 4 November 2016
Proses penyelidikan yang dianggap berjalan sangat lamban membuat ormas Islam kembali menghimpun massa dalam jumlah yang lebih besar. Berbagai pesan disebarkan melalui media sosial untuk mengundang masyarakat hadir dan turut serta dalam unjuk rasa Aksi Bela Islam II yang nantinya lebih dikenal dengan 'Aksi 4 November' atau 'Aksi Damai 411'.
Pada awal November 2016, para pengunjuk rasa yang berasal dari luar daerah mulai berduyun-duyun datang menuju DKI Jakarta untuk menghadiri aksi ini.[5]
Pada 4 November 2016, aksi unjuk rasa ini kembali diadakan dengan jumlah massa yang sangat besar sekitar ratusan ribu orang. Aksi ini dimulai usai shalat Jumat dan menjadikan posisi di depan Istana Negara sebagai pusatnya. Kali ini para pengunjuk rasa berusaha agar tidak melakukan pengrusakan dan menjaga kebersihan agar tidak dikritik sebagaimana demo sebelumnya.[6] Selain di Jakarta, aksi serupa juga diadakan di beberapa kota lainnya di Indonesia. [7]
Di Jakarta, perwakilan dari pengunjuk rasa diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Menkopolhukam, Wiranto dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla untuk mendiskusikan jalan keluar terkait kasus penistaan agama yang melibatkan Basuki.[8] Pengunjuk rasa juga menuntut untuk bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan meminta agar Presiden tidak mengintervensi penyelidikan kasus ini. Pada saat itu, Presiden sendiri sedang tidak berada di istana negara dengan alasan kunjungan untuk meninjau pembangunan stasiun kereta api di bandara Soekarno-Hatta.[9]  (Wikipedia)

Beberapa hal terjadi setelah ini diantaranya
Kericuhan
Aparat meminta para pengunjuk rasa agar dapat membubarkan diri pada pukul 18.00 WIB sesuai dengan aturan yang berlaku, namun para pengunjuk rasa bersikeras untuk tetap bertahan sampai tuntutan mereka dipenuhi. Sehingga puncaknya seusai kumandang adzan Isya, suasana memanas. Di dekat barikade polisi, sekelompok massa yang dihasut oleh oknum yang tidak bertanggung jawab mulai melakukan penyerangan kepada para aparat yang berjaga. Para pendemo lainnya berusaha untuk menghadang kelompok yang ricuh, namun terpaksa berhenti karena jumlah mereka lebih sedikit.[10]
Untuk menstabilkan kondisi pihak keamanan mulai menembakkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa. Kondisi mulai kacau, para pengunjuk rasa mulai berlarian agar terhindar dari gas. Beberapa di antara pengunjuk rasa dan pihak keamanan mulai dilarikan dengan mobil ambulans untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Kapolri, Tito Karnavian dan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo memerintahkan anak buahnya untuk berhenti melemparkan gas air mata, namun perintah mereka berdua kurang mendapatkan respon dari aparat yang berjaga. Beberapa oknum juga melakukan pembakaran terhadap mobil kepolisian yang diparkir di sekitar lokasi unjuk rasa.
Akibat dari kericuhan ini, seorang pengunjuk rasa meninggal dunia akibat tidak tahan menghirup gas air mata.[11]
Sekitar pukul 21.00 WIB, kondisi mulai kembali stabil. Massa mulai membubarkan diri, sebagian menuju ke masjid Istiqlal sedangkan sebagian lainnya menuju gedung DPR, sebagaimana janji beberapa anggota dewan seperti Fadli Zon dan Fachri Hamzah yang memperbolehkan pengunjuk rasa menggunakan gedung DPR untuk menginap.[12][13]Namun ketika sampai di depan pintu gerbang, mereka justru tidak diperbolehkan masuk oleh pihak keamanan DPR sehingga para pengunjuk rasa terpaksa bertahan di depan gerbang dan memblokir jalan.
Respon Pemerintah
Tepat tengah malam tanggal 5 November 2016 pukul 00.00 WIB, Presiden Joko Widodo mengadakan konferensi pers di istana negara dan menyatakan sikapnya terkait kasus penistaan agama atas Basuki Tjahaja Purnama. Ia bersama kepolisian berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini dalam waktu yang cepat dan juga secara transparan mungkin. Ia juga menambahkan bahwa ada aktor politik yang bermain sehingga menimbulkan kericuhan pada aksi kali ini. [14]
Penyelidikan mulai intensif dilakukan dengan memanggil saksi dari para pelapor dan pihak terlapor. Pada 15 November 2016, dilakukan gelar perkara secara terbuka terbatas untuk menentukan status hukum bagi Basuki Tjahaja Purnama.
Pada 16 November 2016, kepolisian menetapkan Basuki sebagai tersangka kasus penistaan agama. Namun berdasarkan sejumlah pertimbangan, diputuskan bahwa Basuki tidak ditahan di penjara, hanya paspornya ditahan sehingga tidak bisa ke luar negeri.[15] Hal ini membuat geram sejumlah pihak.[16]
Perang Opini di Media
Sebagaimana aksi sebelumnya, unjuk rasa kali ini mendapatkan respon beragam di media tidak hanya nasional namun juga internasional. [17] Beberapa media seperti ABC bahkan mewawancarai Basuki terkait kasus yang menimpa dirinya. Dalam wawancara tersebut Basuki malah menuding para pendemo mendapatkan upah sebesar Rp. 500.000,- untuk hadir dalam aksi tersebut. [18] [19]Hal ini menimbulkan persoalan baru karena banyak kalangan terutama para pendemo tidak terima terhadap tuduhan yang dilontarkan Basuki.
Di media sosial sendiri, terjadi adu argumen yang lebih hebat antara mereka yang mendukung aksi dan mereka yang mendukung Ahok.[20]
Parade Bhinneka Tunggal Ika
Pada 19 November 2016, beberapa kelompok mengadakan parade Bhinneka Tunggal Ika di Jakarta. Parade ini diikuti oleh ribuan orang dari berbagai macam kalangan dan agama dengan tujuan mengingatkan kembali hakikat berbangsa dan mengajak masyarakat agar membebaskan diri dari isu SARA yang sedang berkembang. Banyak dari kalangan yang menanggapi parade ini sebagai unjuk rasa tandingan dari Aksi Bela Islam II meskipun panitia pelaksana menegaskan tidak terkait aksi tersebut.[21]

AKSI DAMAI
AKSI BELAS ISLAM III
212
GNPF MUI selaku penyelenggara Aksi Bela Islam II mengungkapkan akan mengadakan kembali aksi serupa pada tanggal 2 Desember 2016. Habib Rizieq menyampaikan bahwa aksi ini akan berlangsung dengan super damai karena diadakan dalam bentuk ibadah bersama.[22]

Suasana Aksi Damai 212 Monas Jakarta

Suasana Aksi Damai 212 Monas Jakarta


Pernyataan ini mendapatkan tanggapan beragam. Ketua DPR RIAde Komaruddin memilih untuk tidak menanggapi aksi tersebut dan meminta wartawan untuk bertanya langsung kepada para penyelenggara.[23] Sedangkan Kapolri, Tito Karnavian mengancam tidak akan mengeluarkan izin untuk aksi tersebut karena khawatir akan ditunggangi.[24] Setelah terjadi kesepakatan antara pihak penyelenggara dan kepolisian, maka aksi ini dapat berlangsung dengan kegiatan yang berupa berdoa dan melakukan salat Jumat bersama. Presiden Joko Widodo hadir dalam acara ini dan disambut hangat oleh para peserta aksi.[25][26] (Wikipedia)

Dampak dari kekuatan jamaah merambah kemaa-mana.
Allahu Akbar!

Di Kota Bengkulu berkumpul dan bersatu di masjid Raya Baitul Izzah. Ulama yang ada di Bengkulu senada dengan apa yang disampaikan oleh Aa Gym. Pernyataan KH Abdullah Gymnastiar bahwa reaksi umat Islam dalam “Aksi Bela Islam” bukanlah seutuhnya cerminan bentuk kecintaan kepada al-Quran karena hanya lewat lisan. "Memang dengan masalah ini kita semua sadar untuk membela al-Quran. Namun, akan jauh lebih bermanfaat kalau membela al-Quran itu dengan akhlak al-Quran yang ada dalam diri kita," kata Aa Gym. Menurut Aa Gym, untuk memiliki akhlak mulia sesuai al-Quran, umat Islam harus mempelajari dan mengamalkan al-Quran dalam kehidupan sehari-hari
(https://www.jualkaosdakwahjogja.com/2016/12/naskah-khutbah-aksi-bela-islam-212.html)

Aksi pun terus berlanjut dengan berbagai moment untuk menyuarakan keadilan dan kecintaan kepada negeri ini.

AKSI DAMAI
AKSI BELAS ISLAM IV
112
Aksi 112 atau yang disebut juga Aksi 11 Februari dan Aksi Bela Islam IV merupakan aksi damai lanjutan dari Aksi Bela Islam III, dan III. Aksi ini dikoordinasi oleh Forum Umat Islam (FUI) dan juga Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia(GNPF-MUI). Awalnya, aksi 112 akan dilaksanakan di Lapangan Monas Jakarta. Akan tetapi, bentuk acara diubah menjadi zikir dan tausiah di Masjid Istiqlal Jakarta setelah Ketua Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab dan pemimpin GNPF-MUI bertemu dengan Menkopolhukam Wiranto.[1] Peserta mulai berdatangan ke lokasi sejak Jum'at malam dan kegiatan dimulai sejak salat tahajud pukul 2.00 WIBsalat subuh berjamaah, salat duha dan kegiatan zikir bersama dan tausiah dari ulama nasional hingga berakhir setelah melaksanakan salat zuhur secara berjamaah. Peserta berjumlah lebih dari 200 ribu jamaah,[2] karena Masjid Istiqlal penuh hingga ke pelataran masjid untuk memprotes gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Berbagai isu simpang siur dimunculkan di media massa yang memunculkan kesan bahwa aksi 112 akan dibatalkan. Akan tetapi pada tanggal 9 Februari 2017, FUI membuat siaran pers mengenai kegiatan aksi 112 yang berisi bahwa kegiatan aksi 112 yang awalnya berupa kegiatan long march atau jalan sehat diubah menjadi "Dzikir & Tausiyah Nasional untuk Penerapan Surat Al-Maidah 51: Wajib Pilih Pemimpin Muslim & Haram Pilih Pemimpin Kafir".[3] Tidak ada pembatalan Aksi 112 karena tidak ada satu Undang-Undang pun yang dilanggar. FUI sudah menyampaikan pemberitahuan sesuai Undang-Undang. Tujuan aksi 112 ini yaitu memastikan dukungan penduduk Jakarta untuk menolak penodaan Al-Quran, menolak kriminalisasi dan penghinaan terhadap ulama, menjaga pilkada yang jujur dan adil, dan mewajibkan memilih kepala daerah yang muslim.[butuh rujukan] (Wikipedia)


AKSI DAMAI
AKSI BELAS ISLAM V
212
Aksi 212 digelar pada tanggal 21 Februari 2017, berlangsung di kawasan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat SenayanJakarta Pusat. Aksi yang digagas oleh Forum Umat Islam (FUI), ini dihadiri oleh Imam Besar Front Pembela IslamMuhamad Rizieq Shihab, dimulai pukul 08:00 pagi dan dalam keadaan hujan. Menanggapi aksi tersebut, karena dinilai memiliki muatan politik, dua organisasi keagamaan terbesar Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah memilih tidak terlibat.[1][2][3][4][5] (Wikipedia)

AKSI DAMAI
AKSI BELAS ISLAM VI
313
Aksi 31 Maret atau Aksi 313 adalah gerakan massa yang diselenggarakan di Jakarta, pada tanggal 31 Maret 2017, diinisasi oleh Forum Umat Islam (FUI) dan diikuti oleh berbagai kelompok organisasi massa Islam. Aksi ini melakukan long march dari Masjid Istiqlal menuju Istana Merdeka dengan tujuan meminta Presiden Joko Widodo agar memberhentikan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dari jabatannya sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pada saat aksi berlangsung, Presiden Joko Widodo sedang menemui Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH MA’ruf Amin.[1][2][3][4] (Wikipedia)

AKSI DAMAI
AKSI BELAS ISLAM VII
115

Sabtu 12 mei 2018, DONALD TRUMP akan datang berkunjung ke ISRAEL dalam rangka peresmian Kantor Kedubes AS yang baru di AL QUDS, sebagai bentuk pengakuan KOTA SUCI KE TIGA UMAT ISLAM ini menjadi ibukota YAHUDI ISRAEL.

Umat islam Indonesia yang mempunyai GHIRAH, berkumpul bersama, shalat jum'at dan berdo'a bersama untuk AKSI INDONESIA BEBASKAN BAITUL MAQDIS dari cengkeraman ZIONIS ISRAEL. Acara di laksanakan pada: HARI JUM'AT, 11 MEI 2018 di MONAS, JAKARTA
Bersama:

     KH MARUF AMIN
     KH BACHTIAR NASIR
     KH AHMAD SHOBRI LUBIS
     KH. MUHAMMAD ARIFIN ILHAM
     KH ABDULLAH GYMNASTIAR
     KH ABU JIBRIL
     UST FELIX SIAUW
     UST ABDUL SHOMAD
     UST ADI HIDAYAT
     UST OEMAR MITA
     BANG ONIM
     NENO WARISMAN
     PEGGY "KHADIJAH"
     OKI SETIANA DEWI
     MELLY GOESLOW

Allah memberikan peluang untuk hadir JIHAD FISIK di MONAS, dan  JIHAD HARTA dengan memberikan bantuan donasi. menyalurkan INFAQ TERBAIK untuk membantu  MUJAHID MUJAHIDAH. Semoga berapapun yang dikeluarkan, Allah pasti mencatatnya sebagai AMAL TERBAIK dan di JannahNya nanti semoga Allah dikumpulkan bersama. Aamiin....

MONAS 115
Tidak menjadi sebuah kebetulan Allah menuntunku ke monas bersama beberapa teman setelah acara di cibubur. Semoga Allah merahmati dan memberkahi Aamiin.
Hari ini tumpah ruah kulihat langsung dengan mata kepalaku sendiri. Ini adalah persoalan IMAN sehingga semua ummat muslim sedunia bersatu turun ke jalananan dan pusat kota menuntut pembebasan BAITUL MAQDIS tanah suci yang digerogoti kafir latnatullah.
Hanun mineral tetap menemani
Bela Al-Quds MONAS Jakarta
Musa berkata, “Hai kaumku, masuklah ke Tanah Suci (Palestina) yang telah ditentukan bagimu (selama kamu beriman). Dan janganlah kalian lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kalian akan menjadi orang-orang yang merugi.” [Al-Maidah (5): 21].
Tunjukkan aksi nyata untuk membela Palestina dengan berdonasi, klik di sini: https://zakatpedia.com/programs/pray-for-palestine…
"Tak perlu menjadi muslim untuk membela Palestina, cukup kau menjadi manusia!" Recep Tayyip Erdogan

Bersama dengan seroang peserta AKSI DAMAI
Bela Al-Quds MONAS Jakarta

Pada saat itu juga aku mencoba untuk memposting, namun pada ssat bersamaan di MONAS tidak ada sinyal yang memdai. Sinyal hilang timbul. Menurut seorang bapak yang ikut aski, pada saat aksi damai seperti ini memang sering terjadi sinyal seluler macet. Mungkin agar tidak bisa live untuk mendokumentasikan berlangsungnya kegiatan aksi.


Bersama para peserta aksi damai Bela Al Quds
MONAS Jakarta

Pada aksi ini juga aku merasakan sendiri seperti yang terjadi di aksi-aksi sebelumnya. Di awal kami tiba di monas, kami langsung disuguhkan makanan dan minuman gratis. Bahkan mereka dengan sedikit mengejar hanya untuk memastikan bahwa kami tidak melewati mereka dengan tangan kosong.

Keharuan itu timbul seketika aku berada di tengah-tengah rombongan yang pada saat itu duduk bersam dari berbagai daerah dari ribuan manusia. Aku sejenak berfikir, mengapa aku sekarang ada di sini? Sejenak Allah meneduhkan hati dan tak terasa jatuh butiran hangat di wajahku. Allah memberikan kekaguman dan keharuan ketika aku berkumpul di sini. Padahal ini kan hanya di MONAS saja. Inilah panggilan IMAN ketika saudaraku merasa terancam maka aku turut merasakannya. Bagaimana nanti jika Allah mengumpulkan kami ke TANAH SUCI? Bahkan tak dapat kubayangkan kebahagiaan ini ketika nanti Allah SWT mengumpulkan di SURGANYA yang ABADI.

Allahu Akbar!
Jumat akan segera tiba, sementara tiket untuk pulang sudah menanti. Akhirnya sekitar pukul 11.00 wib aku dan temanku keluar dari MONAS Menuju ISTIQLAL dan berencana menuju Soekarno Hatta. Namun akhirnya kami shalat di Istiqlal. Sebelum itu tidak sengaja aku bertemu dengan bintang film 212 The Power Of Love, Pemeran Adit si rambut gondrong teman si Rahmat yang insaf... haa semua adalah skenario Allah SWT.

Pesan yang kudapatkan adalah
Berdoalah yang baik-baik saja, kapanpun dan dimanapun. Allah SWT yang akan mengabulkannya.

Bengkulu, 15 mei 2018.



No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin87 juga YouTube Efri Deplin. Terima kasih semoga menginspirasi.

| Designed by Colorlib