AKSI BELA ISLAM
JUMAT Monumen Nasional Jakarta
212 115
Oleh: Efri Deplin
Aksi Damai 115 Monas Jakarta |
Kota
Bengkulu di pagi tanggal 2 desember 2016 masih sepi sekali. Jalanan lengang dan
sebagian masih sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sopir angkot masih dengan
angkutannya. Pedagang buah juga terlihat sibuk menata buah-buahan di kiosnya.
Namun ada sebuah kegelisahan hati ini untuk melangkahkan kaki untuki berjalan
panjang. Bergabung dengan semua peserta aksi damai membela islam. Iya hari ini
hari jumat tanggal 2 desember 2016 seantero negeri turun ke jalan dan long marc
menuju pusat kota dan ruang publik untuk menyuarakan keadlian atas sebuah
penistaan agama.
Pagi
ini adalah puncak kegelisahan kaum muslimin untuk menuntut keadilan di negeri
yang cinta damai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pukul
09.00 wib aku sedang tidak ada jam. Aku izin dan menuju ke arah jalan Padang
Jati. Iya jalan kaki karena aku ingin merasakan apa yang saudara-saudaraku rasakan
berjalan kaki bersama menuju MONAS di Jakarta. Belum lama aku berjalan mungkin
sekitar 100 meter aku sudah merasakan kegerahan. Keringat sudah mulai
bercucuran. Syal palestina yang aku pakai di leher aku coba kibas-kibaskan. Aku
akhirnya sampai di jalan Padang Jati. Aku terus melangkah melalui jalanan ini
namun tiba-tiba ada Pak Suparman menepi dengansepeda motor beliau. Beliau
mengajak untuk naik, namun aku tolak. Beliau kembali meyakinkan aku untuk naik.
Sebenarnya aku tidak yakin karena awalnya aku ingin longmarc walaupun
sendirian. Karena memang massa sudah berjalan sejak pagi-pagi sekali. Kemudian
helm beliau cuman satu. Apa jadinya kalau distop polisi. Namun lagi-lagi Pak
Suparman kembali meyakinkan aku. Akhirnya kami berdua berboncengan dan melewati
jalan ke arah Kebun Tebeng.
Aku
kemudian turun di traffic light
simpang Padang Harapan. Aku memutuskan untuk tetap berjalan kaki dari Simpang
Padang Harapan menuju Masjid Raya Baitul Izzah. Beberapa mobil polisi berjejer
di sepanjang jalan. Motor-motor polisi juga demikian. Masih ada sebagian
kendaraan berlalu lalang. Akupun akhirnya sampai di masjid Raya Baitul Izzah.
Aku mengambil posisi di bawah sebuah tenda di halaman masjid.
Mendengarkan
orasi dari beberapa ulama untuk menyuarakan keprihatinan terhadap negeri ini.
Menyadarkan kepada semua untuk mengambil bagian bahwa ketika agama ini dihina
maka wajib hukumnya kita untuk membela. Aksi damai ini adalah persoalan iman.
Berikut Sekilas Latar Belakang
AKSI BELAS ISLAM AKSI DAMAI 212
Aksi
damai ini juga dikenal dengan Aksi Bela Islam merupakan
rangkaian aksi unjuk rasa yang diadakan
di Indonesia, terutama di
kota Jakarta sebagai reaksi
atas pernyataan gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnamayang mengeluarkan
pernyataaan yang dianggap menistakan agama dalam kunjungan kerjanya ke Kepulauan Seribu.[1] (Wikipedia)
Adapun latar belakangnya adalah Pada 27 September 2016, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama melakukan kunjungan
kerja ke Pulau Pramuka yang berlokasi di Kepulauan Seribu.
Kunjungan ini dilakukan untuk melakukan peninjauan serta pengarahan terkait
program pemberdayaan budi daya ikan kerapu yang ia adakan. Dalam pernyataannya
Basuki berusaha meyakinkan warga bahwa programnya akan terus berjalan meski ia
tidak terpilih sebagai Gubernur pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan
berlangsung pada Februari 2017. Sebagaimana kebiasaan dalam rapat dan kunjungan
kerja, video aktivitas Basuki ini pun diunggah melalui akun Youtube pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.
Pada 6 Oktober 2016, seorang netizen bernama Buni Yani
mengunggah ulang di halaman Facebooknya kutipan video yang berjudul 'Penistaan
Terhadap Agama?'. Video ini merupakan editan dari video kunjungan kerja Basuki
dengan lebih menonjolkan pernyataan yang mengandung unsur penistaan terhadap
agama Islam.[2]
Video ini akhirnya ditonton oleh banyak orang dan menyulut emosi
umat Islam yang
tidak sudi kitab suci dan ulamanya dihina. Sebagai respon dari video ini,
banyak dari ormas Islam di penjuru Indonesia mengirimkan pengaduan kepada
kepolisian agar segera menindak lanjuti pernyataan Basuki tersebut.
Pada 10 Oktober 2016, Basuki meminta maaf kepada publik karena
telah menimbulkan kegaduhan. Beberapa tokoh Islam menyatakan menerima
pernyataan maaf yang ia ajukan namun menambahkan bahwa proses hukum harus tetap
berjalan. Belum adanya pemberitaan tentang penyelidikan mengesankan bahwa
kepolisian Republik Indonesia lamban dalam menangani kasus Basuki. (Wikipedia)
Aksi Pertama pun dimulai 14 Oktober 2016
Pada 14 Oktober 2016, seusai shalat Jumat, ribuan ormas Islam
yang dikomandoi oleh FPI melakukan
aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta. Dalam aksinya, mereka menuntut
agar penyelidikan atas kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI
Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama segera dilakukan. Habib Rizieq Shihab yang juga pimpinan FPI
mengecam akan melakukan aksi yang lebih besar jika tidak kunjung merespon kasus
ini dalam 3 Minggu berikutnya.[3]
Berbagai macam respon muncul menanggapi unjuk rasa ini, mulai
dari yang mendukung sampai yang kontra. Basuki sendiri menyoroti kerusakan
taman yang dinyatakan akibat ulah para pengunjuk rasa.[4] (Wikipedia)
Berlanjut dengan aksi kedua 4 November 2016
Proses penyelidikan yang dianggap berjalan sangat lamban membuat
ormas Islam kembali menghimpun massa dalam jumlah yang lebih besar. Berbagai
pesan disebarkan melalui media sosial untuk mengundang masyarakat hadir dan
turut serta dalam unjuk rasa Aksi Bela Islam II yang nantinya lebih dikenal
dengan 'Aksi 4 November' atau 'Aksi Damai 411'.
Pada awal November 2016, para pengunjuk rasa yang berasal dari
luar daerah mulai berduyun-duyun datang menuju DKI Jakarta untuk menghadiri
aksi ini.[5]
Pada 4 November 2016, aksi unjuk rasa ini kembali diadakan
dengan jumlah massa yang sangat besar sekitar ratusan ribu orang. Aksi ini
dimulai usai shalat Jumat dan menjadikan posisi di depan Istana Negara sebagai
pusatnya. Kali ini para pengunjuk rasa berusaha agar tidak melakukan
pengrusakan dan menjaga kebersihan agar tidak dikritik sebagaimana demo
sebelumnya.[6] Selain
di Jakarta, aksi serupa juga diadakan di beberapa kota lainnya di
Indonesia. [7]
Di Jakarta, perwakilan dari pengunjuk rasa diberikan kesempatan
untuk bertemu dengan Menkopolhukam, Wiranto dan
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla untuk mendiskusikan jalan
keluar terkait kasus penistaan agama yang melibatkan Basuki.[8] Pengunjuk
rasa juga menuntut untuk bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan
meminta agar Presiden tidak mengintervensi penyelidikan kasus ini. Pada saat
itu, Presiden sendiri sedang tidak berada di istana negara dengan alasan
kunjungan untuk meninjau pembangunan stasiun kereta api di bandara
Soekarno-Hatta.[9] (Wikipedia)
Beberapa hal terjadi setelah ini diantaranya
Kericuhan
Aparat meminta para pengunjuk rasa agar
dapat membubarkan diri pada pukul 18.00 WIB sesuai
dengan aturan yang berlaku, namun para pengunjuk rasa bersikeras untuk tetap
bertahan sampai tuntutan mereka dipenuhi. Sehingga puncaknya seusai kumandang
adzan Isya, suasana memanas. Di dekat barikade polisi, sekelompok massa yang
dihasut oleh oknum yang tidak bertanggung jawab mulai melakukan penyerangan
kepada para aparat yang berjaga. Para pendemo lainnya berusaha untuk menghadang
kelompok yang ricuh, namun terpaksa berhenti karena jumlah mereka lebih
sedikit.[10]
Untuk menstabilkan kondisi pihak
keamanan mulai menembakkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa. Kondisi
mulai kacau, para pengunjuk rasa mulai berlarian agar terhindar dari gas. Beberapa
di antara pengunjuk rasa dan pihak keamanan mulai dilarikan dengan mobil
ambulans untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Kapolri, Tito Karnavian dan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo memerintahkan anak
buahnya untuk berhenti melemparkan gas air mata, namun perintah mereka berdua
kurang mendapatkan respon dari aparat yang berjaga. Beberapa oknum juga
melakukan pembakaran terhadap mobil kepolisian yang diparkir di sekitar lokasi
unjuk rasa.
Akibat dari kericuhan ini, seorang
pengunjuk rasa meninggal dunia akibat tidak tahan menghirup gas air mata.[11]
Sekitar pukul 21.00 WIB, kondisi mulai
kembali stabil. Massa mulai membubarkan diri, sebagian menuju ke masjid Istiqlal sedangkan sebagian
lainnya menuju gedung
DPR, sebagaimana janji beberapa anggota dewan seperti Fadli Zon dan Fachri Hamzah yang memperbolehkan
pengunjuk rasa menggunakan gedung DPR untuk menginap.[12][13]Namun ketika sampai di depan pintu
gerbang, mereka justru tidak diperbolehkan masuk oleh pihak keamanan DPR
sehingga para pengunjuk rasa terpaksa bertahan di depan gerbang dan memblokir
jalan.
Respon Pemerintah
Tepat tengah malam tanggal 5 November
2016 pukul 00.00 WIB, Presiden Joko Widodo mengadakan konferensi pers di istana
negara dan menyatakan sikapnya terkait kasus penistaan agama atas Basuki
Tjahaja Purnama. Ia bersama kepolisian berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini
dalam waktu yang cepat dan juga secara transparan mungkin. Ia juga menambahkan
bahwa ada aktor politik yang bermain sehingga menimbulkan kericuhan pada aksi
kali ini. [14]
Penyelidikan mulai intensif dilakukan
dengan memanggil saksi dari para pelapor dan pihak terlapor. Pada 15 November
2016, dilakukan gelar perkara secara terbuka terbatas untuk menentukan status
hukum bagi Basuki Tjahaja Purnama.
Pada 16 November 2016, kepolisian
menetapkan Basuki sebagai tersangka kasus penistaan agama. Namun berdasarkan
sejumlah pertimbangan, diputuskan bahwa Basuki tidak ditahan di penjara, hanya
paspornya ditahan sehingga tidak bisa ke luar negeri.[15] Hal ini membuat geram sejumlah
pihak.[16]
Perang Opini di Media
Sebagaimana aksi sebelumnya, unjuk rasa
kali ini mendapatkan respon beragam di media tidak hanya nasional namun juga
internasional. [17] Beberapa media seperti ABC bahkan
mewawancarai Basuki terkait kasus yang menimpa dirinya. Dalam wawancara
tersebut Basuki malah menuding para pendemo mendapatkan upah sebesar Rp.
500.000,- untuk hadir dalam aksi tersebut. [18] [19]Hal ini menimbulkan persoalan baru
karena banyak kalangan terutama para pendemo tidak terima terhadap tuduhan yang
dilontarkan Basuki.
Di media sosial sendiri, terjadi adu
argumen yang lebih hebat antara mereka yang mendukung aksi dan mereka yang
mendukung Ahok.[20]
Parade Bhinneka Tunggal Ika
Pada 19 November 2016, beberapa kelompok
mengadakan parade Bhinneka Tunggal Ika di Jakarta. Parade ini diikuti oleh
ribuan orang dari berbagai macam kalangan dan agama dengan tujuan mengingatkan
kembali hakikat berbangsa dan mengajak masyarakat agar membebaskan diri dari
isu SARA yang sedang berkembang. Banyak dari
kalangan yang menanggapi parade ini sebagai unjuk rasa tandingan dari Aksi Bela
Islam II meskipun panitia pelaksana menegaskan tidak terkait aksi tersebut.[21]
AKSI DAMAI
AKSI BELAS ISLAM III
212
GNPF MUI selaku penyelenggara Aksi Bela Islam II mengungkapkan
akan mengadakan kembali aksi serupa pada tanggal 2 Desember 2016. Habib Rizieq
menyampaikan bahwa aksi ini akan berlangsung dengan super damai karena diadakan
dalam bentuk ibadah bersama.[22]
Suasana Aksi Damai 212 Monas Jakarta
Suasana Aksi Damai 212 Monas Jakarta |
Pernyataan ini mendapatkan tanggapan beragam. Ketua DPR RI, Ade Komaruddin memilih
untuk tidak menanggapi aksi tersebut dan meminta wartawan untuk bertanya
langsung kepada para penyelenggara.[23] Sedangkan
Kapolri, Tito Karnavian mengancam tidak akan mengeluarkan izin untuk aksi tersebut
karena khawatir akan ditunggangi.[24] Setelah
terjadi kesepakatan antara pihak penyelenggara dan kepolisian, maka aksi ini
dapat berlangsung dengan kegiatan yang berupa berdoa dan melakukan salat Jumat
bersama. Presiden Joko Widodo hadir dalam acara ini dan disambut hangat
oleh para peserta aksi.[25][26] (Wikipedia)
Dampak dari kekuatan
jamaah merambah kemaa-mana.
Allahu
Akbar!
Di
Kota Bengkulu berkumpul dan bersatu di masjid Raya Baitul Izzah. Ulama yang ada di Bengkulu senada dengan apa yang disampaikan oleh Aa Gym. Pernyataan KH
Abdullah Gymnastiar bahwa reaksi umat Islam dalam “Aksi Bela Islam”
bukanlah seutuhnya cerminan bentuk kecintaan kepada al-Quran karena hanya
lewat lisan. "Memang dengan masalah ini kita semua sadar untuk
membela al-Quran. Namun, akan jauh lebih bermanfaat kalau membela al-Quran
itu dengan akhlak al-Quran yang ada dalam diri kita," kata Aa Gym.
Menurut Aa Gym, untuk memiliki akhlak mulia sesuai al-Quran, umat Islam
harus mempelajari dan mengamalkan al-Quran dalam kehidupan sehari-hari
(https://www.jualkaosdakwahjogja.com/2016/12/naskah-khutbah-aksi-bela-islam-212.html)
Aksi pun terus berlanjut dengan berbagai moment
untuk menyuarakan keadilan dan kecintaan kepada negeri ini.
AKSI DAMAI
AKSI BELAS ISLAM IV
112
Aksi 112 atau yang disebut juga Aksi
11 Februari dan Aksi Bela Islam IV merupakan aksi
damai lanjutan dari Aksi Bela Islam I, II, dan III. Aksi ini dikoordinasi oleh Forum Umat Islam (FUI)
dan juga Gerakan Nasional
Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia(GNPF-MUI). Awalnya, aksi 112
akan dilaksanakan di Lapangan Monas Jakarta. Akan tetapi, bentuk acara diubah menjadi zikir dan
tausiah di Masjid Istiqlal Jakarta setelah
Ketua Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab dan pemimpin GNPF-MUI
bertemu dengan Menkopolhukam Wiranto.[1] Peserta
mulai berdatangan ke lokasi sejak Jum'at malam dan kegiatan dimulai sejak salat
tahajud pukul 2.00 WIB, salat subuh
berjamaah, salat duha dan kegiatan zikir bersama dan tausiah dari ulama
nasional hingga berakhir setelah melaksanakan salat zuhur secara berjamaah.
Peserta berjumlah lebih dari 200 ribu jamaah,[2] karena Masjid Istiqlal penuh
hingga ke pelataran masjid untuk memprotes gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Berbagai isu simpang siur dimunculkan di media massa yang
memunculkan kesan bahwa aksi 112 akan dibatalkan. Akan tetapi pada tanggal 9
Februari 2017, FUI membuat siaran pers mengenai kegiatan aksi 112 yang berisi
bahwa kegiatan aksi 112 yang awalnya berupa kegiatan long march atau
jalan sehat diubah menjadi "Dzikir & Tausiyah Nasional untuk Penerapan
Surat Al-Maidah 51: Wajib Pilih Pemimpin Muslim & Haram Pilih Pemimpin
Kafir".[3] Tidak
ada pembatalan Aksi 112 karena tidak ada satu Undang-Undang pun yang dilanggar.
FUI sudah menyampaikan pemberitahuan sesuai Undang-Undang. Tujuan aksi 112 ini
yaitu memastikan dukungan penduduk Jakarta untuk menolak penodaan Al-Quran,
menolak kriminalisasi dan penghinaan terhadap ulama, menjaga pilkada yang jujur
dan adil, dan mewajibkan memilih kepala daerah yang muslim.[butuh rujukan] (Wikipedia)
AKSI DAMAI
AKSI BELAS ISLAM V
212
Aksi 212 digelar pada
tanggal 21 Februari 2017, berlangsung di kawasan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Senayan, Jakarta Pusat. Aksi yang digagas
oleh Forum Umat Islam (FUI), ini dihadiri oleh Imam Besar Front Pembela Islam, Muhamad
Rizieq Shihab, dimulai pukul 08:00 pagi dan dalam keadaan hujan.
Menanggapi aksi tersebut, karena dinilai memiliki muatan politik, dua
organisasi keagamaan terbesar Indonesia, Nahdlatul
Ulama dan Muhammadiyah memilih tidak
terlibat.[1][2][3][4][5] (Wikipedia)
AKSI DAMAI
AKSI BELAS ISLAM VI
313
Aksi 31 Maret atau Aksi 313 adalah
gerakan massa yang diselenggarakan di Jakarta, pada tanggal 31 Maret 2017, diinisasi oleh Forum Umat Islam
(FUI) dan diikuti oleh berbagai kelompok organisasi massa Islam. Aksi ini melakukan long march dari Masjid
Istiqlal menuju Istana
Merdeka dengan tujuan meminta Presiden Joko Widodo agar
memberhentikan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dari jabatannya sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pada saat aksi
berlangsung, Presiden Joko Widodo sedang menemui Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH
MA’ruf Amin.[1][2][3][4] (Wikipedia)
AKSI DAMAI
AKSI BELAS ISLAM VII
115
Sabtu 12 mei 2018, DONALD TRUMP akan
datang berkunjung ke ISRAEL dalam rangka peresmian Kantor Kedubes AS yang baru
di AL QUDS, sebagai bentuk pengakuan KOTA SUCI KE TIGA UMAT ISLAM ini menjadi
ibukota YAHUDI ISRAEL.
Umat islam Indonesia
yang mempunyai GHIRAH, berkumpul bersama, shalat jum'at dan berdo'a bersama
untuk AKSI INDONESIA BEBASKAN BAITUL MAQDIS dari cengkeraman ZIONIS ISRAEL.
Acara di laksanakan pada: HARI JUM'AT, 11 MEI 2018 di MONAS, JAKARTA
Bersama:
•
KH MARUF AMIN
•
KH BACHTIAR NASIR
•
KH AHMAD SHOBRI LUBIS
•
KH. MUHAMMAD ARIFIN ILHAM
•
KH ABDULLAH GYMNASTIAR
•
KH ABU JIBRIL
•
UST FELIX SIAUW
•
UST ABDUL SHOMAD
•
UST ADI HIDAYAT
•
UST OEMAR MITA
•
BANG ONIM
•
NENO WARISMAN
•
PEGGY "KHADIJAH"
•
OKI SETIANA DEWI
•
MELLY GOESLOW
Allah memberikan
peluang untuk hadir JIHAD FISIK di MONAS, dan JIHAD HARTA dengan memberikan bantuan donasi.
menyalurkan INFAQ TERBAIK untuk membantu
MUJAHID MUJAHIDAH. Semoga berapapun yang dikeluarkan, Allah pasti
mencatatnya sebagai AMAL TERBAIK dan di JannahNya nanti semoga Allah
dikumpulkan bersama. Aamiin....
MONAS 115
Tidak menjadi sebuah kebetulan Allah menuntunku ke monas bersama
beberapa teman setelah acara di cibubur. Semoga Allah merahmati dan memberkahi
Aamiin.
Hari ini tumpah ruah kulihat langsung dengan mata kepalaku
sendiri. Ini adalah persoalan IMAN sehingga semua ummat muslim sedunia bersatu
turun ke jalananan dan pusat kota menuntut pembebasan BAITUL MAQDIS tanah suci
yang digerogoti kafir latnatullah.
Hanun mineral tetap menemani Bela Al-Quds MONAS Jakarta |
Musa
berkata, “Hai kaumku, masuklah ke Tanah Suci (Palestina) yang telah ditentukan
bagimu (selama kamu beriman). Dan janganlah kalian lari ke belakang (karena
takut kepada musuh), maka kalian akan menjadi orang-orang yang merugi.”
[Al-Maidah (5): 21].
Tunjukkan aksi nyata untuk membela Palestina dengan berdonasi,
klik di sini: https://zakatpedia.com/programs/pray-for-palestine…
"Tak perlu menjadi muslim untuk membela Palestina, cukup
kau menjadi manusia!" Recep Tayyip Erdogan
Bersama dengan seroang peserta AKSI DAMAI Bela Al-Quds MONAS Jakarta |
Pada saat itu juga
aku mencoba untuk memposting, namun pada ssat bersamaan di MONAS tidak ada
sinyal yang memdai. Sinyal hilang timbul. Menurut seorang bapak yang ikut aski,
pada saat aksi damai seperti ini memang sering terjadi sinyal seluler macet. Mungkin
agar tidak bisa live untuk mendokumentasikan berlangsungnya kegiatan aksi.
Bersama para peserta aksi damai Bela Al Quds MONAS Jakarta |
Pada aksi ini juga
aku merasakan sendiri seperti yang terjadi di aksi-aksi sebelumnya. Di awal
kami tiba di monas, kami langsung disuguhkan makanan dan minuman gratis. Bahkan
mereka dengan sedikit mengejar hanya untuk memastikan bahwa kami tidak melewati
mereka dengan tangan kosong.
Keharuan itu timbul seketika aku berada di tengah-tengah rombongan yang pada saat itu duduk bersam
dari berbagai daerah dari ribuan manusia. Aku sejenak berfikir, mengapa aku
sekarang ada di sini? Sejenak Allah meneduhkan hati dan tak terasa jatuh
butiran hangat di wajahku. Allah memberikan kekaguman dan keharuan ketika aku
berkumpul di sini. Padahal ini kan hanya di MONAS saja. Inilah panggilan IMAN
ketika saudaraku merasa terancam maka aku turut merasakannya. Bagaimana nanti
jika Allah mengumpulkan kami ke TANAH SUCI? Bahkan tak dapat kubayangkan
kebahagiaan ini ketika nanti Allah SWT mengumpulkan di SURGANYA yang ABADI.
Allahu Akbar!
Jumat akan segera
tiba, sementara tiket untuk pulang sudah menanti. Akhirnya sekitar pukul 11.00
wib aku dan temanku keluar dari MONAS Menuju ISTIQLAL dan berencana menuju
Soekarno Hatta. Namun akhirnya kami shalat di Istiqlal. Sebelum itu tidak
sengaja aku bertemu dengan bintang film 212 The Power Of Love, Pemeran Adit si
rambut gondrong teman si Rahmat yang insaf... haa semua adalah skenario Allah
SWT.
Pesan yang
kudapatkan adalah
Berdoalah yang
baik-baik saja, kapanpun dan dimanapun. Allah SWT yang akan mengabulkannya.
Bengkulu, 15 mei
2018.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin87 juga YouTube Efri Deplin. Terima kasih semoga menginspirasi.