Gesuran

Bismillahi.. Gesuran

Pagi sekali aku diantar Ebak ke TK Aisysiyah 1 Masmambang. "Bak mela kito sekula" (red.Bapak ayo kita sekolah). Pintaku pada Bapakku waktu itu.

Motor besar hitam aku lupa namanya mengantarkan aku sekolah hari itu. Sampai di sekolah aku sangat senang  bermain sambil belajar. Sepertinya aku bermain, tapi sejatinya inilah proses belajar yang sesungguhnya.

Adalah sebuah pelosotan. Pelosotan tua tahun 90an haha. Rumaku di Durian Bubur, tempatku sekolah di Masmambang dan Ebak mengajar di Bunut Tinggi. Pelosotan ini menjadi teman ketika ebak selesai mengantarku sekolah dan ebak pergi mengajar.
Tapi pagi itu ada yang beda. Aku harus mandi dua kali karena setelah selesai melosot satu kali pakaianku semua menjadi hitam legam. Tumpukan sampah kertas hasil pembakaran yang berada di tempat finish telah menjebak tubuh mungilku. Ya apa boleh buat. Ibu Siti dan bu Udar senantiasa sayang sekali kepada kami. Aku dimandikan lagi.
Ini ceritaku sekitar tahun 1992. Sekolahku ini sudah tidak ada. Sempat pindah ke desa bagian atas. Tapi sepertinya hari ini sudah tidak ada lagi. Terima kasih bu Siti dan bu Udar sudah mendidik dan merawat kami.

Pagi ini di Taman Danamon Pantai Panjang Bengkulu, putraku mengingatkanku akan cerita ini. Pelosotan kayu di umurku yang lima tahun waktu itu, kini seakan nyata dalam pandangan mata. Aku mengenalnya dengan nama Gesuran. Iya Gesuran, karena menyusur ke bawah dalam bahasa Serawai.
Terima kasih guru-guru ku, aku mencintai kalian. Semoga Allah membalas semua kebaikan dengan kebaikan yang lebih baik Aamiin

@30haribercerita
#30haribercerita2018
#30hbc18mengarang
#30hbc1821
#30hbcceritanyata
#30hbccerita
#cerita
#education