Wednesday, 6 December 2017

Ilmu Allah

Sebagai pencipta, Allah adalah Tuhan yang Maha mengetahui. Ilmu-Nya Mahaluas tersebar di alam semesta, di samping masih ada pula yang tersimpan dalam perbendaharaan ilmu-Nya. Untuk menggambarkan keluasan ilmu Allah itu Al-Qur’an memberikan perumpamaan yang sangat indah, di antaranya:

“Sekiranya pohon-pohon yang ada di bumi ini adalah pena dan lautan [menjadi pena] ditambah lagi dengan tujuh lautan sesudahnya [kering]nya, niscaya tidak akan habis-habis [dituliskan] kalimat-kalimat Allah.” (Lukman: 27)

Dilihat dari jalan untuk mendapatkannya, ilmu Allah itu dapat diketahui melalui dua cara:

1. Khusus, diperoleh melalui jalur formal yaitu melalui wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya. Ilmu yang ada di dalam wahyu disebut sebagai ayat-ayat qauliyah. Ia berada di dalam kitab suci al-Qur’an, Taurat, Zabur, dan Injil. Di samping itu, juga terdapat dalam sabda nabi-Nya yang telah dihimpun oleh para ulama dalam kitab-kitab hadits.
2. Umum, diperoleh melalui jalur non formal yang oleh Allah berikan melalui ilham. Ilmu yang didapat tidak melalui wahyu tetapi melalui ilham disebut ayat-ayat kauniyah. Allah memberikan ilmu-Nya kepada manusia umumnya secara langsung. Didapatkannya ilmu dengan cara ini, kalau menemukannya sendiri disebut inspirasi, dan kalau melalui orang lain disebut aspirasi. Inspirasi mau aspirasi dalam bahasa arab disebut ilham.

Ada sinergi yang sangat baik antara ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat qauliyah,karena keduanya berasal dari sumber yang satu dan merupakan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Ayat-ayat qauliyahmemberikan isyarat-isyarat kepada para ulama dan ilmuwan untuk melakukan kajian dan penelitian terhadap fenomena alam, hasilnya merupakan bukti kebenaran ayat-ayat qauliyah itu. Sebagai contoh, al-Qur’an mengatakan bahwa kita mengira bahwa bumi ini diam padahal ia bergerak seperti halnya awan. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa bumi bergerak demikian.

Dalam sebuah riwayat Rasulullah saw. mengatakan.: “Apabila ada lalat hidup di air minum, hendaklah tenggelamkan sekalian.” Penelitian ilmiah membuktikan bahwa salah satu sayap lalat membawa microba dan sayap lain membawa anti microba yang hanya akan efektif kalau mendapatkan tekanan dengan ukuran tertentu yaitu dengan menenggelamkannya. Sinergi yang baik antara kedua ilmu itu akan memberikan kemaslahatan yang besar bagi kehidupan umat manusia.

Wahyu datang dari Allah Yang Maha Mengetahui meka seharusnya berlapang dada untuk menjadikan wahyu sebagai pedoman hidup sebab kebenarannya adalah kebenaran yang mutlak. Akan tetapi, ilham [penemuan-penemual ilmiah yang dilakukan manusia] tidak dapat dijadikan sebagai pedoman hidup karena kebenarannya tidak mutlak. Kebenaran ilham merupakan kebenaran eksperimental yang kadang terbukti sesuai dengan wahyu namun terkadang terbukti sebaliknya. Penemuan ilmiah yang satu terbantah oleh eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan yang lain, bahkan tidak jarang terjadi bahwa penemuan seorang ilmuwan kemudian termentahkan oleh penemuannya sendiri di waktu yang lain.

Kebenaran sains dan kemajuan teknologi dapat digunakan untuk sarana kehidupan, dalam rangka melaksanakan tugas memakmurkan bumi. Namun harus tetap memperhatikan batas-batas syar’i yang terdapat dalam ayat-ayatqauliyah. Penggunaan sains dan teknologi yang tidak mengindahkan batas-batas wahyu seringkali menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem dan keseimbangan alam. Bila ini yang terjadi, tentu bukan kemashlahatan yang akan dinikmati umat manusia. Sebaliknya yang terjadi selalu saja berupa kerusakan, tragedi, petaka, bencana, dan kehancuran. Semua petaka tersebut adalah akibat ulah tangan manusia sendiri

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin87 juga YouTube Efri Deplin. Terima kasih semoga menginspirasi.

| Designed by Colorlib