Bismillahi..
8 Ramadhan 1438 H
#GelasBeningDanAl-Harits
Sebuah gelas bening yang berisi air jernih memberikan hikmah besar dalam kehidupan sehari-hari. Aku mengambil peran di dalam gelas ini. Aku ajak seorang anak mencoba memasukkan sebatang pensil. Tidak ada yang boleh memegang, hanya boleh memandang dari samping gelas. Kuajak bermain semua anak-anakku. Mereka takjub menyaksikan kejadian di dalam gelas.
Bagaimana bisa sebatang pensil yang lurus tiba-tiba patah menjadi dua bagian. Ini aneh, ini benar-benar aneh. "Mengapa pensil ini jadi begini?". Tanya temannya. "Mana aku tahu, aku hanya memasukkannya ke dalam air" Jawabnya. "Apakah kamu mematahkan pensil itu?" tanya temannya yang lain. "Tidak, pensil itu tidak patah, akupun tidak mematahkannya" Jawab temannya lagi.
Beruntung mereka tidak saling menyalahkan. Puluhan pasang mata menatapku penuh harap.
"Pensil yang dicelupkan sebagian dalam air akan terlihat patah dikarenakan jalannya cahaya dari bagian pensil yang berada di atas permukaan air dan dari bagian yang tercelup di dalam air menempuh lintasan yang tidak sama. Cahaya dari bagian pensil yang berada di atas permukaan air menempuh lintasan lurus dari bagian pensil menuju mata, sedangkan cahaya dari bagian pensil yang tercelup dalam air menempuh lintasan yang telah dibelokkan karena terdapat dua medium berbeda yang dilaluinya yaitu air dan udara dari bagian pensil menuju mata".
"Mata kita menerima cahaya yang masuk dan otak kemudian mengolahnya. Otak menggambarkan cahaya yang masuk selalu menempuh lintasan lurus, padahal untuk bagian pensil yang berada di dalam air, cahaya telah dibiaskan. Dengan demikian akan muncul gambaran dalam otak kita bahwa bagian pensil yang berada di atas permukaan air dan bagian yang tercelup tidak berada suatu garis lurus. Karena itulah pensil akan terlihat bengkok atau bahkan patah".
Akhirnya semua memahami, pensil itu tidak benar-benar patah. Fenomena ini terjadi karena cara otak mengolah cahaya yang masuk ke mata dari objek dua medium yang berbeda.
Ah, cerita di atas adalah sepasang teori dan praktik yang tidak bisa dipisahkan. Ibarat dua sisi mata uang logam.
Ada kisah pembandingnya teman. Apalah jadinya jika Al-Harits yang sudah masuk islam dan berjanji pada Rasulullah SAW. Untuk ditemui utusan Rasulullah SAW pada waktu yang telah ditentukan namun dia tak kunjung ditemenui?.
Apalah jadinya jika utusan pertama Rasulullah yang mengatakan Al-Harits tidak akan memenuhi janjinya dan akan membunuh Nabi?.
Beruntunglah hadirnya utusan kedua mempertanyakan kejadian yang sebenarnya, sehingga tahu bahwa, Al-Harits pun bertanya-tanya mana utusan yang telah lama ditunggunya? Apakah Rosulullah marah?.
Setelah tahu sebab dibalik semua maka tidak ada persolan besar dalam hidup ini. Pensil yang terlihat patah bukanlah seperti yang kita lihat sebenarnya. Ada hikmah dan pelajaran di dalamnya. Ada Al-Harits yang tsiqoh pada Nabi Muhammad SAW. Dan bagaimana caranya Rasulullah mengajarkan tabayyun pada setiap titik persoalan dengan kata-kata dan kata-kata indah hingga menuju muara kebenaran.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin87 juga YouTube Efri Deplin. Terima kasih semoga menginspirasi.