Surat Terbuka untuk Anggota Majelis Syuro PKS
Assalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Yang Kami hormati para Anggota Majelis Syuro PKS (AMS PKS) di bumi Allah SWT
Perkenankanlah Kami kader-kader PKS menyampaikan surat terbuka ini demi kebaikan dan kemaslahatan partai dan jamaah ini
Sebelumnya Kami mohon maaf tidak bisa memperkenalkan diri Kami siapa, kader mustawa' apa dan tinggal dimana, bukan Kami takut atau ingin menyembunyikan diri tetapi hanya ingin menjaga obyektifitas AMS PKS dalam merespon surat terbuka ini
Karena di dalam tubuh partai hari ini sudah muncul situasi yg tidak kondusif, kader kritis sekarang di mata-matai, sekedar berbeda pendapat dianggap membangkang, sekedar bertanya tentang kebijakan partai langsung di telusuri jejak rekamnya, rajin tarbiyah apa ngga, bermasalah apa ngga atau masih bayar kewajiban infaq apa ngga...padahal sebuah pertanyaan, kritik atau masukan adalah bukti kepedulian kader terhadap partai dan jamaah, justru yg diam, tidak mau tahu dan tidak kontribusi apa-apa justru diragukan kepeduliannya terhadap partai dan jamaah
AMS PKS yg di rahmati Allah SWT, tapi yakinlah bahwa Kami adalah kader-kader PKS yg tdk terlintas sedikitpun utk menenggelamkan kapal dakwah ini, justru Kami peduli agar kapal ini terus berlayar sampai ke tujuan, tidak karam di tengah jalan
Kami kader-kader PKS sudah memilih antum sebagai wakil Kami di Majelis Syuro, Majelis Syuro PKS adalah forum tertinggi dalam pengambilan keputusan-keputusan strategis PKS, sehingga antum sebagai AMS PKS adalah duta Kami di forum tertinggi PKS tersebut
Apakah suara-suara atau aspirasi-aspirasi Kami sudah antum dengar? Sudah antum serap? Ataukah AMS PKS hanya mendapat mandat dari kader-kader kemudian tidak ada pertanggung-jawaban ke para kader sebagai pihak yg telah memberi mandat kepada AMS PKS? Kami hanya kader bawah yg mungkin kurang paham mekanisme partai, tetapi ketika Kami memilih antum utk mewakili Kami di MS PKS maka pada saat itu Kami titipkan suara dan aspirasi Kami
Tetapi Kami merasakan ada jarak yg jauh antara kebijakan-kebijakan MS PKS dg suara-suara dan aspirasi Kami, terlalu jauh jarak antara Kami dgn AMS PKS, belum ada forum atau diskusi resmi antara AMS PKS dg kader-kader yg telah memilihnya. Kami di minta mentaati semua keputusan MS PKS tapi untuk tahu hasil-hasil sidang MS PKS saja seperti mencari jarum dalam jerami. Kami memahami ada hal-hal yg tidak perlu di ketahui publik tetapi Kami perlu tahu dan paham keputusan-keputusan tersebut agar Kami qona'ah dan melaksanakannya dalam wilayah kerja Kami masing-masing.
Kami selalu membangun husnudzon terhadap qiyadah karena itu yg selalu di tanamkan dalam liqo-liqo Kami, tetapi Kami juga diajarkan bahwa qiyadah juga hrs juga berhusnudzon terhadap jundi-jundi di bawah, karena partai ini adalah partai kader dimana kader sebagai tulang punggung partai.
Saling tsiqoh antara qiyadah dan jundiyah adalah kekuatan dalam amal jama'i dakwah kita.
Tetapi Kami sebagai kader di bawah belakangan merasakan situasi dan kondisi yg tidak "nyaman" dalam kerja-kerja partai
Terjadinya suksesi kepemimpinan partai lewat sidang MS PKS Kami tidak tahu bagaimana prosesnya, Kami hanya tahu hasil akhirnya, itupun hanya lewat media massa dan sosial media.
Sepertinya media lebih berhak tahu lebih cepat dari pada kader sendiri. Tapi Kami selalu mengedepankan husnudzon terhadap keputusan-keputusan qiyadah
Tetapi waktu demi waktu Kami sulit memahami langkah-langkah pimpinan partai dlm hal ini DPTP sbg mandataris MS PKS melakukan langkah-langkah organisasi.
Pemecatan Fahri Hamzah tanpa ada prosedur yg jelas dan konsideran yg argumentatif bahkan terakhir keputusan DPTP dibatalkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Keputusan DPTP PKS diputuskan sbg perbuatan melawan hukum negara oleh pengadilan walaupun akhirnya DPTP naik banding ke pengadilan tinggi. Perlahan kader terbelah persepsi dan pemahamannya thd keputusan ini.
Kunjungan Presiden PKS ke istana tanpa ada alasan dan konsideran strategis langkah-langkah partai, apalagi koalisi merah putih masih dalam tahap konsolidasi pasca kekalahan di Pilpres 2014.
Mundurnya Sekjen PKS dari jabatannya tanpa ada kejelasan dan alasan yg bisa dipahami dan di maklumi kader
Kebijakan-kebijakan partai yg banyak sulit dipahami kader-kader dibawah, qiyadah cukup menjelaskan hanya dangan kata-kata "tsiqoh" dan "taat".
Apakah ada narasi, platform dan konsep partai ke depan kader juga tidak tahu, ketika ada kader bertanya maka jawaban standartnya adalah : "antum fokus sama kerjaan antum saja, liqo dan dakwah yg benar, hal-hal itu sudah ada yang mikirin"
Kebijakan partai berkenaan dengan larangan di beberapa daerah untuk ikut aksi 411 dan segudang info-info yg tidak jelas berkenaan dengan aksi tersebut, yang membuat kader-kader PKS seperti jauh dari issue-issue keummatan, belakangan justru PKS mendorong partisipasi aksi 212 padahal aksi 212 adalah kelanjutan aksi 411, apakah ini bertanda PKS menyatakan bahwa info tentang aksi 411 yg diyakini PKS saat itu infonya tidak akurat cenderung info sampah?
Dalam menghadapi Pilkada serentak 2017, DPTP juga terkesan tidak memberikan arahan yang jelas terhadap wilayah atau daerah, kontrak politik kandidat eksternal, persoalan mahar dan logistik pilkada adalah hal-hal yg nyata di lapangan tetapi kita gagap mengelolanya.
Gelombang memata-matai kader, mengisolasi kader atau dalam istilah di lapangan dg istilah "membersihkan etalase partai" berdampak pada konflik dan otoritarianisme, penempatan sdm bukan lagi pada kompetensi dan pengalaman serta kesinambungan program tetapi lebih pada "like and dislike".
Mengelola partai tidak mungkin tanpa dana, dana adalah faktor penting juga dalam menjalankan roda organisasi selain visi dan misi. Tetapi pada kenyataannya sumber-sumber utama dana pengelolaan partai adalah dari kantong-kantong kader sendiri. Bahkan MPP PKS dalam sosialisasi resminya menggambarkan bahwa partai diibaratkan negara dimana pendapatan utamanya dari pajak warga negara, artinya pendapatan utama partai adalah dari kantong-kantong kader, padahal banyak sumber-sumber daya yg bisa dioptimalkan dg jalan aman secara syar'i, hukum dan citra.
Hasil survei nasional di beberapa lembaga survei juga menunjukkan bahwa angka elektoral PKS kisaran 3-4 persen, itu fakta yg sangat ilmiah. Namun dibantah dg argumen sampling populasi perkotaan dan pedesaan sehingga beberapa pimpinan partai mengatakan angka sesungguhnya elektoral PKS adalah kisaran 7%, karena dianggap sampling tdk mewakili perkotaan dan pedesaan. Para lembaga survei bisa berdebat dalam masalah ini, tetapi dalam logika umum survei bahwa sampling sudah mewakili populasi secara keseluruhan. Apakah ini cara-cara ilmiah dan scientific dari pimpinan partai untuk mengingkari kalau elektabilitas PKS memang sedang menurun? Wallahu 'alam
Dalam banyak hal kader-kader dibawah juga merasakan hilangnya aura semangat dari para qiyadah PKS yg bisa menular ke diri kader. Sepi narasi, lemah semangat bahkan hilang ruh-ruh perjuangan
Dalam peran politik nasional, kader-kader juga merasa kehilangan kehadiran qiyadah partai dalam issue-issue strategis, kalau PKS dulu sebagai inisiator dan trend setter, maka sekarang terlihat sebagai "follower"
Posisi tawar PKS dalam kancah politik nasional sekarang terlihat lemah, PKS kini sunyi dan gagap bersuara ketika harus mengkritisi kebijakan-kebijakan eksekutif, peran-peran dalam legislatif juga terlihat sudah tidak menonjol.
Anggota Majelis Syuro PKS yg Kami hormati dan cintai, masih banyak pertanyaan-pertanyaan dari Kami yg lahir dari pengalaman-pengalaman Kami di lapangan dan ketika berinteraksi dg sesama kader dan konstituen.
Kader adalah garda terdepan yg bersentuhan dgn masyarakat dan ummat. Mereka yg mendengar langsung keluhan dan aspirasi masyarakat. Kita tidak sedang hidup di dunia maya, tapi kita sedang hidup dalam dunia nyata.
Kader yg bertanggung jawab menjawab pertanyaan-pertanyaan publik di lapangan berkenaan dgn kebijakan-kebijakan partai. Dan pertanyaan sekarang yg muncul di kalangan kader dan publik adalah kenapa pimpinan PKS setelah kalah di pengadilan dr Fahri Hamzah tidak membuka pintu ishlah tetapi malah banding melanjutkan pertempuran di ranah hukum. Apakah para qiyadah tidak menangkap aspirasi sebagian besar kader untuk segera ishlah dan mengakhiri polemik kasus Fahri Hamzah? Bukankah bangunan dakwah ini dibangun diatas landasan ukhuwah dan amal jama'i?
Kepada AMS PKS Kami berharap kepada antum semua bisa mendengar suara-suara dan aspirasi Kami. Coba ajak Kami bicara dengan husnudzon dan penuh kecintaan sebagaimana orang tua bicara dengan anaknya. Saatnya AMS PKS mendatangi Kami, berdialog dengan Kami bicara tentang fakta dan masa depan dakwah dan jamaah ini.
Kalau memang antum sibuk dengan agenda-agenda dakwah antum, biarkanlah Kami mendatangi antum, bukakan pintu aspirasi untuk Kami sebagaimana ketika Kami diminta dengan bebas memilih antum sebagai anggota Majelis Syuro. Kami mendatangi antum bukan untuk menghakimi atau mengkritisi antum, tetapi Kami datang untuk menyampaikan aspirasi dan suara Kami dari lapangan dakwah, dari gang2 sempit perkotaan, dari pelosok-pelosok desa, dari surau-surau sederhana, dari halaqoh-halaqoh kampung, dari majelis-mejelis ilmu gedung bertingkat juga dari meja-meja birokrasi pelayanan publik.
Jangan antum hadir di sidang MS PKS sebelum mendengar dan berdialog dengan Kami, kalau antum hadir di sidang tanpa mendengar dan berdialog dengan Kami, lalu antum bicara mewakili siapa?? Ketika antum bicara di sidang MS PKS lalu antum menyuarakan suara siapa?
AMS PKS yang Kami hormati
Kami mencintai antum karena Allah, Kami yakin 99 orang yg duduk di MS PKS adalah kader-kader terbaik pilihan Allah SWT, antum terpilih karena suara kader yg dititipkan ke antum sebagai AMS PKS
Kami berharap sidang MS PKS mendatang ada evaluasi komprehensif terhadap langkah-langkah partai ke depan. Qiyadah mengevaluasi kader, tetapi qiyadah harus mengevaluasi dirinya sendiri, itu langkah cerdas membangun masa depan partai yg lebih baik. Kader hanya bisa bersuara walaupun kadangkala suara-suara itu dicurigai atau di mata-matai, kader hanya bisa bertanya dan mengkonfirmasi walaupun kadangkala pertanyaan itu di anggap ketidak tsiqohan, kader akhirnya hanya bisa diam ketika semua suara-suara kader dianggap kaleng rombeng mengganggu otoritas qiyadah.
Tetapi bahaya bagi sebuah organisasi bukan pada kader-kader yg bertanya dan kritis karena itu tanda kader "hidup", tetapi yg membahayakan sebuah organisasi ketika kader-kadernya menjadikan "diam" sebagai pilihan karena takut berbeda atau takut bersikap.
Kami mohon maaf atas keberanian Kami menulis surat terbuka ini, tetapi hanya denga surat terbuka ini Kami berharap suara-suara dan aspirasi Kami di dengar Anggota Majelis Syuro PKS
Jazakumullah Khoiron Katsiro
Wassalam
-Kumpulan Kader Muda PKS-
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin87 juga YouTube Efri Deplin. Terima kasih semoga menginspirasi.