Friday, 19 August 2016

Persahabatan Tikus Kecil

Persahabatan Tikus Kecil

Di pinggir sebuah danau yang terkenal di Kota Bengkulu bernama Danau Dendam Tak Sudah, hiduplah keluarga tikus sederhana. Menurut cerita kakek Mousy si tikus kecil yang periang, mereka sudah menempati pemukiman ini sudah bertahun-tahun yang lalu, sudah turun-temurun. Saudara Mousy juga sudah banyak, sebagian masih menempati tanah mereka, sebagian yang lain ada yang pergi merantau. Mousy hidup bahagia bersama ayah dan ibunya.
“Ayah, hari ini kita jadi kan membuat perahu baru untuk bermain di danau?” rengek Mousy. “Oh iya, kita ada jadwal untuk membuat perahu baru” sahut ayah Mousy. “Tapi ayah mohon maaf Mousy” sambil mengelus kepala Mousy. “Ayah juga sudah ada janji yang tidak bisa ditinggalkan” sambungnya. “Ah ayah, Apa ya kalau boleh tahu?” pintah Mousy. “Ayah mau menerima kadatangan warga baru dari seberang danau yang mau pindahan ke komplek kita” ayahnya menerangkan. “Ini mendadak dan ayah sebagai ketua RT harus siap”. “Kalau begitu saya di rumah saja yah”. “Iya, anak baik memang seperti itu” puji ayahnya.
Pagi itu tempat tinggal mereka kedatangan warga baru. Warga tikus dari seberang danau. Mereka menempati rumah yang bersebelahan dengan rumah Mousy. Rumah yang ada di sebelah rumah Mousy memang sudah lama kosong. Yang datang ada 2 orang, seorang bapak tikus dan anaknya yang seumuran dengan Mousy. Mousy tahu dan dia mempunyai ide untuk mengajak bermain si anak tamu ayahnya.
##
“Kalau begitu, terima kasih banyak pak RT, insya Allah kakek dan nenek Mokus datang siang nanti” bapak tikus mengakhiri pertemuan. “Oh ternyata nama anak itu Mokus” gumam Mousy.  Mousy mendengar dari balik pintu.
##

Malam harinya Mousy tidak diam, dia mau tahu mengapa si Mokus tidak begitu akrab. “Ayah, ibu, kenapa Mokus tadi pagi kok diam saja, tidak mau aku ajak bermain?” Mousy mengawali. “Mokus kan orang baru, mungkin itu yang membuat dia pendiam” jelas ibunya. “Ah enggak, padahal teman-teman Mousy yang lain, yang baru pindahan seperti Mokus, seperti Mory, Molan mereka tetap ceria”. “Iya kamu betul Mousy” sambung ayahnya. “Mokus seperti itu karena dia baru saja kehilangan yang sangat dicintainya” tambah ayahnya. “Siapa ayah?” Mousy tidak sabar. “Ibunya meninggal beberapa bulan yang lalu, makanya mereka pindah kesini supaya ada perubahan pada Mokus” jelas ayah panjang lebar. Mousy sangat terkejut, dia memandangi ibunya lalu memeluknya “Ibu aku sayang ibu” manja Mousy. “Ibu juga sayang Mousy” balas ibu. “Berarti Mousy harus bisa mengajak bermain si Mokus supaya dia tidak sedih lagi” tambah ibu. Mousy tersenyum.

##

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Mousy sudah siap dengan benda kesayangannya untuk mengajak Mokus bermain bersama. Rumah Mokus sudah rapi. Mousy bertamu ke rumah Mokus, dengan Bismillah dia melangkah dan berod`oa semoga Mokus mau diajak berteman. “Silahkan masuk anak manis” ayah Mokus mempersilahkan ketika Mousy sudah di halaman rumah Mokus. Mousy masuk rumah, di sana sudah ada Mokus “Hai Mokus, apa kabar?”. “Baik” jawabnya. “Aku ada ini untuk kamu, kita bermain bersama ya hari ini” pinta Mousy sambil menawarkan mobil mainan kepada Mokus. Akhirnya mereka bermain bersama. Mereka terlihat sangat akrab. Mousy bercerita bahwa ayahnya pandai membuat perahu. Sore nanti dia bersama ayahnya akan membuat perahu bersama. Perahu itu akan digunakan untuk berlayar di danau. Mousy mengajak Mokus datang ke rumah untuk ikut bergabung membuat perahu. Mokus sangat senang. Akhirnya mereka menjadi sahabat. (By. Efri Deplin)

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya semoga menginspirasi jangan lupa tulis komentarmu di kolom komentar dan dapatkan informasi terbaru di setiap postingan. Jangan lupa follow akun Instagram @efrideplin dan Twitter @efrideplin87 juga YouTube Efri Deplin. Terima kasih semoga menginspirasi.

| Designed by Colorlib